Ada beberapa cara untuk mendeteksi ovulasi yang dapat kita lakukan sendiri di rumah. Sebelumnya, saya akan menjelaskan sedikit tentang apa itu ovulasi menurut Wikipedia.
Nah jadi kira-kira sudah tau kan kenapa penting sekali untuk mengetahui kapan kita sedang berovulasi. Ovulasi setiap wanita berbeda, tergantung siklus haidnya, dan siklus haid juga terkadang berubah, tergantung gaya hidupnya. Nah bingung kan? Jadi untuk pastinya, lebih baik dilakukan pengecekan setiap siklusnya. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ovulasi, di antaranya pengecekan suhu basal tubuh, lendir serviks, dan cek hormon lh. Menurut saya, menurut saya pribadi nih ya. Metode suhu basal tubuh agak ribet, karena suhu tubuh saya gak stabil, saya kerap demam karena kehujanan, atau AC kamar terkadang dimatikan Paksu saat saya tidur, jadi suhu basal saya pasti tidak stabil, dan tidak bisa dijadikan patokan.
Metode yang kedua adalah pengecekan lendir serviks, caranya dengan memasukan jari telunjuk ke miss-v lalu ambil sedikit lendir dan rentangkan lendir tersebut di antara jari telunjuk dan ibu jari. Saat masa subur lendir serviks akan berbentuk seperti putih telur, dan ketika direntangkan di antara kedua jari tidak putus. Metode ini sering saya kombinasikan dengan Metode ketiga yang lebih simpel dan akurat, cukup tampung urin dalam wadah, diamkan beberapa detik, angkat, tiriskan (jangan digoreng). Jadi ketika saya dapatkan lendir masa subur tersebut, saya langsung ambil LH stripnya.
Sejauh ini dalam kasus saya, metode lendir serviks tidak akurat, karena kerap kali saya menemukan lendir tersebut pada tanggal perkiraan masa subur saya, tetapi saat saya cek dengan LH strip, tidak menunjukkan saya sedang berovulasi. Berbeda dengan testpack kehamilan yang jika muncul garis kedua walau samar, sudah dapat dikatakan positif. LH strip, garis keduanya harus setebal, seterang atau lebih terang, lebih tebal daripada garis pertama baru dapat dikatakan positif. Hingga detik ini saya tidak pernah mendapatkan hasil positif bahkan di LH strip.
Ovulasi merupakan proses yang terjadi di dalam siklus menstruasi wanita. Pada proses ini folikel yang matang akan pecah dan mengeluarkan sel telur ke tuba falopi untuk dibuahi. Pada tahapan ini lapisan rahim telah menebal untuk mempersiapkan sel telur yang telah dibuahi.Jika memang menginginkan kehamilan berhubunganlah pada masa tersebut, karena agar terjadi kehamilan sperma suami harus membuahi sel telur pada saat sang istri mengalami ovulasi, dimana sel telur sudah keluar menuju tuba falopi. Sperma suami dapat bertahan hingga tiga hari, jadi walaupun berhubungan dua hari sebelum istri berovulasi tetap dapat terjadi kehamilan. Lebih baik berhubungan sebelum ovulasi daripada setelahnya, karena sel telur hanya dapat bertahan hingga 24 jam.
Nah jadi kira-kira sudah tau kan kenapa penting sekali untuk mengetahui kapan kita sedang berovulasi. Ovulasi setiap wanita berbeda, tergantung siklus haidnya, dan siklus haid juga terkadang berubah, tergantung gaya hidupnya. Nah bingung kan? Jadi untuk pastinya, lebih baik dilakukan pengecekan setiap siklusnya. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ovulasi, di antaranya pengecekan suhu basal tubuh, lendir serviks, dan cek hormon lh. Menurut saya, menurut saya pribadi nih ya. Metode suhu basal tubuh agak ribet, karena suhu tubuh saya gak stabil, saya kerap demam karena kehujanan, atau AC kamar terkadang dimatikan Paksu saat saya tidur, jadi suhu basal saya pasti tidak stabil, dan tidak bisa dijadikan patokan.
Metode yang kedua adalah pengecekan lendir serviks, caranya dengan memasukan jari telunjuk ke miss-v lalu ambil sedikit lendir dan rentangkan lendir tersebut di antara jari telunjuk dan ibu jari. Saat masa subur lendir serviks akan berbentuk seperti putih telur, dan ketika direntangkan di antara kedua jari tidak putus. Metode ini sering saya kombinasikan dengan Metode ketiga yang lebih simpel dan akurat, cukup tampung urin dalam wadah, diamkan beberapa detik, angkat, tiriskan (jangan digoreng). Jadi ketika saya dapatkan lendir masa subur tersebut, saya langsung ambil LH stripnya.
Sejauh ini dalam kasus saya, metode lendir serviks tidak akurat, karena kerap kali saya menemukan lendir tersebut pada tanggal perkiraan masa subur saya, tetapi saat saya cek dengan LH strip, tidak menunjukkan saya sedang berovulasi. Berbeda dengan testpack kehamilan yang jika muncul garis kedua walau samar, sudah dapat dikatakan positif. LH strip, garis keduanya harus setebal, seterang atau lebih terang, lebih tebal daripada garis pertama baru dapat dikatakan positif. Hingga detik ini saya tidak pernah mendapatkan hasil positif bahkan di LH strip.
Hasil terbaru pengecekan dengan metode LH
Berdasarkan pengalaman buibu lain yang saya dapatkan dari berselancar di forum, mereka juga setuju metode LH ini lebih akurat daripada yang lain, walaupun sebagian buibu menganggap metode lendir serviks sudah akurat, lebih simpel dan tanpa biaya daripada yang lain. Demikian!
Berati sy sedang subur dong td sy tesovulasi garis bawah lebih tebal kpn sebainya berhubungan intim
BalasHapus