Langsung ke konten utama

Pengalaman Pertama Analisis Sperma

Kenapa di judul saya buat "Pengalaman Pertama"? Karena kemungkinan besar akan ada yang kedua, mengingat sekarang saya sudah mulai promil ke dokter lagi, dan analisis sperma yang pertama sudah berlalu selama enam bulan, dan dokter yang sekarang menyarankan untuk kembali melakukan analisis sperma, karena kemungkinan besar hasilnya pasti akan berbeda.

Berhubung saya baru menulis blog sekarang, dan saya ingin menulis dari pengalaman saya pertama kali promil secara berurutan, jadi terkadang saya membuat setelan tanggalnya sesuai perkiraan kejadian tersebut, karena saya kurang suka menulis dengan alur flashback, tetapi untuk postingan kali ini saya tidak merubah tanggalnya karena alasan yang hanya saya dan Allah yang tau, sebenarnya tidak penting makanya tidak saya jelaskan hehehe..

Jadi begini, setelah awal menikah saya meregulasi haid dengan Pil KB atas saran dari dr. Mestika Sari Ginting, Spog, haid saya menjadi lancar dan teratur setiap bulannya, saya bahagia sekali. Walau.. Walau.. Setiap di pertengahan siklus saya mengeluarkan darah istihadah, yang saya tidak tau apa penyebabnya, tetapi yang saya baca-baca itu merupakan efek samping Pil KB, mungkin saya tidak cocok, mungkin..

Setelah tiga bulan, saya kembali menemui dokter Mestika, untuk laporan kalau haid saya sudah lancar, terus bagaimana tindakan selanjutnya. Di luar dugaan saya, dokter Mestika hanya mengatakan, yang kurang lebih, ya sudah, berarti haid kamu sekarang sudah lancar, berarti selama ini karena hormonnya terganggu, jadi ya sekarang coba hidup sehat saja, kurangi berat badan. Sudah dok? Hanya begitu? Nah ternyata di akhir pertemuan dokter memberikan surat rujukan pemeriksaan laboratorium ke Pramita, ada dua lembar, satu untuk saya HSG, yang satu lagi untuk Analisis Sperma. Dokter katakan pemeriksaan biasa dilakukan jika usia pernikahan sudah satu tahun, berhubungan rutin tetapi belum hamil, tetapi saya diberikan surat rujukan itu kalau-kalau saya sudah tidak sabar untuk promil. Saat itu kami berpikir "ah belum perlu, toh masih belum setahun".

Bulan demi bulan kami lewati, sibuk promil herbal ini itu, seperti postingan saya sebelumnya, sudah mulai bosan, bahkan sudah bosan. Saya teringat dengan surat rujukan yang saya simpan di dalam laci sudah setahun, lalu saya mencetuskan ide untuk memulai program lagi kepada suami, dan suami pun mengaminkan. Pertama yang akan kami lakukan adalah analisis sperma, karena yang saya ingat bocoran biayanya lebih murah daripada HSG. Yaudah yang murah dulu.

Hari Sabtu kami berencana untuk ke lab, tetapi ada halangan yang tidak dapat ditunda. Saya sudah tidak sabar, dan saya memang orang yang gak sabaran hehe.. Saya pun mencari tau lab mana yang buka pada hari Minggu di kota Medan ini. Bermodalkan Google dan kuota internet seadanya, akhirnya saya menemukan Lab Prodia yang berada di Jalan Letjend. S. Parman buka pada hari Minggu.

Saya pun mencoba menghubungi lab tersebut lebih dulu. Tet tot tet tot.. "Halo dengan Prodia, bisa saya bantu?" Singkat cerita mbak customer service itu mengiyakan jika hari Minggu lab Prodia memang buka, dan saya dijelaskan secara singkat persiapan untuk melakukan analisis sperma esok hari. Oke sip. Fix.

Besok paginya, Minggu, 1 Oktober 2017, saya dan suami pun langsung meluncur ke Prodia sekitar jam sebelas kurang kami sampai disana, padahal untuk cek-cek seperti ini lebih baik pagi hari ya, tapi apa daya akhir pekan adalah waktu yang paling enak buat molor hehe..

Setelah nomor antrian kami dipanggil, kami langsung menyampaikan maksud kedatangan kami sama abang-abang yang duduk di balik meja resepsionis. Ditanya ini-itu, termasuk kapan terakhir berhubungan, karena untuk analisis sperma minimal harus puasa seksual selama dua hari. Lalu kami dikasi arahan untuk menampung sperma pada wadah yang telah mereka sediakan, dan saat ejakulasi harus langsung liat jam, juga jangan sampai ada sperma yang tumpah. Saya juga boleh ikut "membantu" dengan catatan tidak boleh sampai berhubungan. Baiklah, bagaimana caranya cukup kami saja yang tau hahaha..

Kami langsung diantarkan salah satu pegawai ke lantai atas menggunakan lift, lantai tersebut kosong, sepertinya lab ini masih dalam tahap renovasi, kabar baiknya proses ini jadi lebih privasi, tidak khawatir ada orang yang berlalu-lalang. Mbak-mbak itu mempersilahkan kami untuk masuk dalam satu kamar dan memberikan kuncinya, lalu dia pergi meninggalkan kami. Kamar yang disediakan cukup bagus dan nyaman, ada satu kasur Queen lengkap dengan bantal, guling, dan seprei yang bersih. Dilengkapi dengan AC, bahkan ada meja riasnya. Kamar mandinya hanya disekat saja, tapi bersih dan modern, lengkap dengan shower dan WC duduk, ya setara dengan fasilitas hotel bintang dua lah mungkin ya hehehe.. Bagi saya sih yang penting bersih dan privasi lah cukup.

Setelah aktifitas "pengambilan sampel" selesai, kami bergegas turun ke bawah untuk mengantarkan sampel tersebut sekalian menyelesaikan urusan administrasi, resepsionis tersebut menginformasikan jika hasilnya dapat kami ambil sore itu juga, tinggal menunggu SMS pemberitahuan, jadi kami boleh pulang dulu ke rumah.

Biaya Analisis Sperma

Sorenya kami kembali ke Prodia untuk mengambil hasil lab, sebelum pulang, saya sempat melihat hasilnya, Alhamdulillah semuanya normal. Hal yang pertama saya lihat adalah "Kesimpulan Spermatologi" dan hasilnya "Normozoospermia". Saya tau normal hasil dari browsing sendiri di Google dan saya juga baca hasilnya yang sesuai dengan nilai rujukan.

Hasil Analisis sperma

Sabtu depannya untuk sekian lama kami kembali menjumpai dr. Mestika Sari Ginting, Spog untuk memberikan hasil labnya, dan ya benar seperti yang sudah saya ketahui sebelumnya, hasilnya baik, walau Morfologi yang Normal hanya satu angka di atas nilai rujukan, tetapi kata dokter itu tidak masalah, yang penting jika dibandingkan dengan jumlah sperma yg progresif, jumlahnya masih cukup untuk membuahi sel telur secara normal.

Selanjutnya dr. Mestika Sari Ginting, Spog kembali memberikan surat rujukan untuk saya HSG, karena suami tidak ada masalah, saatnya saya yang cek apakah organ reproduksi saya lancar, tidak ada penyumbatan di tuba falopi, karena jika ada penyumbatan, kemungkinan memang itulah yang membuat saya belum hamil hingga saat ini. Baiklah nantikan postingan selanjutnya tentang pengalaman saya HSG ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Pertama dan Terakhir HSG

Kata-kata merupakan doa, benar kan? Jadi saya berharap ini merupakan pengalaman HSG saya yang pertama sekaligus yang terakhir. Jadi atas rujukan dr. Mestika Sari Ginting, Spog, saya harus melakukan HSG sebelum memulai rangkaian program kehamilan. Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG), dikenal juga dengan pemeriksaan uterosalpingografi, adalah pemeriksaan sinar X dengan memakai cairan kontras yang dimasukkan ke rongga rahim dan saluran telur (tuba fallopii). Begitulah penjelasan singkat mengenai HSG yang saya kutip dari website  AyahBunda . Saat dijelaskan oleh dr. Mestika Sari Ginting, Spog mengenai prosesnya, sekaligus pengalaman dokter sendiri saat menjalaninya, saya sudah bisa merasakan bagaimana ngilunya proses tersebut, untungnya dokter Mestika meresepkan saya obat penghilang rasa nyeri sebanyak dua butir yang harus dimasukkan melalui dubur setengah jam sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan hanya boleh dilakukan pada hari ke 10, 11, atau 12 dihitung dari hari mestruasi pertam...

Pindah dokter (lagi) ke dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), SpOG. Semoga ini yang terakhir.

Seperti yang telah saya jelaskan di postingan sebelumnya dr. Rachma merujuk saya untuk berkonsultasi dengan dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), SpOG terkait masalah PCOS saya. Seperti yang telah saya katakan juga jika esok harinya bertepatan dengan hari libur nasional, jadi dokter tidak ada di tempat, begitu juga dengan keesokan harinya yang ternyata dokter Hilma sedang mengambil cuti. Saya sudah sangat tidak sabar sehingga saya browsing  untuk mencari dokter obgyn lain, lalu dapatlah nama dr. Hj. Suty Nasution, SpOG (K). Wah tenyata dokter Suty sudah ada gelar konsultannya. Saya pun bersemangat, saya mencari nomor yang bisa dihubungi tetapi ternyata tidak ada. Sampai saya hubungi RS Sarah Medan karena saat saya browsing dokter Suty ini juga menangani pasien di rumah sakit tersebut, tetapi pihak RS pun tidak mengetahui nomor telepon tempat prakteknya. Kebetulan salah satu teman saya menyarankan untuk berkonsultasi dengan salah satu dokter yang dia tau dari temannya juga jika d...