Seperti yang telah saya jelaskan di postingan sebelumnya dr. Rachma merujuk saya untuk berkonsultasi dengan dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), SpOG terkait masalah PCOS saya. Seperti yang telah saya katakan juga jika esok harinya bertepatan dengan hari libur nasional, jadi dokter tidak ada di tempat, begitu juga dengan keesokan harinya yang ternyata dokter Hilma sedang mengambil cuti.
Saya sudah sangat tidak sabar sehingga saya browsing untuk mencari dokter obgyn lain, lalu dapatlah nama dr. Hj. Suty Nasution, SpOG (K). Wah tenyata dokter Suty sudah ada gelar konsultannya. Saya pun bersemangat, saya mencari nomor yang bisa dihubungi tetapi ternyata tidak ada. Sampai saya hubungi RS Sarah Medan karena saat saya browsing dokter Suty ini juga menangani pasien di rumah sakit tersebut, tetapi pihak RS pun tidak mengetahui nomor telepon tempat prakteknya. Kebetulan salah satu teman saya menyarankan untuk berkonsultasi dengan salah satu dokter yang dia tau dari temannya juga jika dokter tersebut ahli dalam hal fertilitas, teman saya pun mengirim foto kartu nama dokter tersebut. Pucuk dicinta, ulam pun tiba, ternyata itu adalah dokter Suty! Lengkap dengan nomor telpon tempat prakteknya. Tidak butuh waktu lama saya pun langsung menghubungi nomor tersebut. Sayangnya dari penjelasan pegawainya dokter Suty sedang cuti dalam waktu yang panjang, pantas saja sehari sebelumnya saat saya mendatangi tempat prakteknya tidak ada orang disana. Saya pun kembali kecewa.
Saya berpikir sejenak, mungkin bukan dokter Suty orangnya, yang Allah pilihkan untuk saya, ini semua sudah jalannya, Allah yang mengatur. Qadarullah.. Mungkin Allah ingin menggiring saya untuk bertemu dengan dokter Hilma. Saya dengar juga dokter Hilma ini banyak belajar dari Dr.Binarwan Halim,SpOG(K) FER yang digadang-gadang merupakan dokter ahli fertilitas nomor wahid di kota Medan. Pas sekali kan, saya butuh dokter ahli fertilitas tetapi yang wanita, dan jawabannya ya dokter Hilma. Hari Kamis, tanggal 3 Maret 2018 saya kembali menghubungi pihak RSIA Stella Maris, pegawai tersebut mengatakan jika dokter Hilma kemungkinan praktek hari ini, saya pun disuruh datang langsung ke rumah sakit untuk mendaftar, karena tidak bisa mendaftar melalui telepon.
Bismillah.. Hari itu juga saya dan suami langsung berangkat ke RSIA Stella Maris sekitar jam lima sore, kami melengkapi formulir pendaftaran dan mendapatkan kartu pasien. Saya disuruh menunggu dokter datang, karena memang dokter Hilma praktek mulai jam tujuh malam. Sudah lumayan lama menunggu, seorang suster menghampiri saya, dia mengatakan dokter Hilma belum bisa dihubungi, dan mereka tidak bisa memberikan kepastian jika hari itu dokter Hilma akan datang atau tidak. Saya pun disarankan untuk pulang sejenak sampai mereka dapat mengubungi dokter.
Kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Saya kembali lesu. Kenapa saat saya sedang semangat-semangatnya banyak sekali halangan? Kenapa? Saya sudah tidak bersemangat, wajah pun ikut muruh. Suami tetap menyuruh saya bersabar, saya katakan saya sudah tidak ingin kembali kesana apalagi waktu sudah menunjukkan hampir pukul delapan malam. Tidak beberapa lama ponsel saya berdering, ternyata telepon dari RSIA Stella Maris mengatakan dokter Hilma sudah ada di tempat dan saya disuruh untuk segera datang.
Seketika saya sumringah, saya kumpulkan semangat untuk kembali kesana, kemudian kami bergegas pergi. Sesampainya disana dokter Hilma sedang melayani pasien, saya diminta untuk menunggu sebentar. Akhirnya giliran saya tiba, saya pun masuk dengan menenteng tumpukan arsip riwayat program kehamilan saya.
Kesan pertama saat bertemu dokter Hilma adalah muda, yang dokter Hilma masih muda sekali, dokter Hilma sangat ramah dan sangat nyaman berkonsultasi dengannya, dokter Hilma juga sangat sabar mendengarkan pemaparan saya atas kondisi saya dan menjawab secara rinci setiap pertanyaan yang saya ajukan, apalagi karena dokter Hilma masih muda obrolan kami kerap diselingi dengan candaan.
Dokter Hilma pun dengan rinci mencatat setiap permasalahan saya, dan bertanya kepada suami mengenai pola hidupnya yang mungkin menghambat kesuburan. Alhamdulillah suami saya tidak merokok, apalagi minum alkohol, dan lingkungan kerjanya juga kondusif, dibuktikan dengan hasil analisis sperma suami yang normal. Berarti sepertinya permasalahannya ada di saya nih. Saya pun langsung diminta berbaring untuk melakukan pemeriksaan melalui UST trans-v, dokter Hilma mengobservasi rahim saya cukup lama, dengan teliti dan sabar. Ternyata benar saya memang PCOS, kembali terlihat folikel saya yang seperti mata rantai di ovarium kanan maupun kiri.
Saya sudah sangat tidak sabar sehingga saya browsing untuk mencari dokter obgyn lain, lalu dapatlah nama dr. Hj. Suty Nasution, SpOG (K). Wah tenyata dokter Suty sudah ada gelar konsultannya. Saya pun bersemangat, saya mencari nomor yang bisa dihubungi tetapi ternyata tidak ada. Sampai saya hubungi RS Sarah Medan karena saat saya browsing dokter Suty ini juga menangani pasien di rumah sakit tersebut, tetapi pihak RS pun tidak mengetahui nomor telepon tempat prakteknya. Kebetulan salah satu teman saya menyarankan untuk berkonsultasi dengan salah satu dokter yang dia tau dari temannya juga jika dokter tersebut ahli dalam hal fertilitas, teman saya pun mengirim foto kartu nama dokter tersebut. Pucuk dicinta, ulam pun tiba, ternyata itu adalah dokter Suty! Lengkap dengan nomor telpon tempat prakteknya. Tidak butuh waktu lama saya pun langsung menghubungi nomor tersebut. Sayangnya dari penjelasan pegawainya dokter Suty sedang cuti dalam waktu yang panjang, pantas saja sehari sebelumnya saat saya mendatangi tempat prakteknya tidak ada orang disana. Saya pun kembali kecewa.
Saya berpikir sejenak, mungkin bukan dokter Suty orangnya, yang Allah pilihkan untuk saya, ini semua sudah jalannya, Allah yang mengatur. Qadarullah.. Mungkin Allah ingin menggiring saya untuk bertemu dengan dokter Hilma. Saya dengar juga dokter Hilma ini banyak belajar dari Dr.Binarwan Halim,SpOG(K) FER yang digadang-gadang merupakan dokter ahli fertilitas nomor wahid di kota Medan. Pas sekali kan, saya butuh dokter ahli fertilitas tetapi yang wanita, dan jawabannya ya dokter Hilma. Hari Kamis, tanggal 3 Maret 2018 saya kembali menghubungi pihak RSIA Stella Maris, pegawai tersebut mengatakan jika dokter Hilma kemungkinan praktek hari ini, saya pun disuruh datang langsung ke rumah sakit untuk mendaftar, karena tidak bisa mendaftar melalui telepon.
Bismillah.. Hari itu juga saya dan suami langsung berangkat ke RSIA Stella Maris sekitar jam lima sore, kami melengkapi formulir pendaftaran dan mendapatkan kartu pasien. Saya disuruh menunggu dokter datang, karena memang dokter Hilma praktek mulai jam tujuh malam. Sudah lumayan lama menunggu, seorang suster menghampiri saya, dia mengatakan dokter Hilma belum bisa dihubungi, dan mereka tidak bisa memberikan kepastian jika hari itu dokter Hilma akan datang atau tidak. Saya pun disarankan untuk pulang sejenak sampai mereka dapat mengubungi dokter.
Kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Saya kembali lesu. Kenapa saat saya sedang semangat-semangatnya banyak sekali halangan? Kenapa? Saya sudah tidak bersemangat, wajah pun ikut muruh. Suami tetap menyuruh saya bersabar, saya katakan saya sudah tidak ingin kembali kesana apalagi waktu sudah menunjukkan hampir pukul delapan malam. Tidak beberapa lama ponsel saya berdering, ternyata telepon dari RSIA Stella Maris mengatakan dokter Hilma sudah ada di tempat dan saya disuruh untuk segera datang.
Seketika saya sumringah, saya kumpulkan semangat untuk kembali kesana, kemudian kami bergegas pergi. Sesampainya disana dokter Hilma sedang melayani pasien, saya diminta untuk menunggu sebentar. Akhirnya giliran saya tiba, saya pun masuk dengan menenteng tumpukan arsip riwayat program kehamilan saya.
Kesan pertama saat bertemu dokter Hilma adalah muda, yang dokter Hilma masih muda sekali, dokter Hilma sangat ramah dan sangat nyaman berkonsultasi dengannya, dokter Hilma juga sangat sabar mendengarkan pemaparan saya atas kondisi saya dan menjawab secara rinci setiap pertanyaan yang saya ajukan, apalagi karena dokter Hilma masih muda obrolan kami kerap diselingi dengan candaan.
Dokter Hilma pun dengan rinci mencatat setiap permasalahan saya, dan bertanya kepada suami mengenai pola hidupnya yang mungkin menghambat kesuburan. Alhamdulillah suami saya tidak merokok, apalagi minum alkohol, dan lingkungan kerjanya juga kondusif, dibuktikan dengan hasil analisis sperma suami yang normal. Berarti sepertinya permasalahannya ada di saya nih. Saya pun langsung diminta berbaring untuk melakukan pemeriksaan melalui UST trans-v, dokter Hilma mengobservasi rahim saya cukup lama, dengan teliti dan sabar. Ternyata benar saya memang PCOS, kembali terlihat folikel saya yang seperti mata rantai di ovarium kanan maupun kiri.
Hasil USG indung telur, terlihat banyak sekali folikel
Ya saya juga sudah tidak terkejut. Dokter Hilma bertanya apakah tujuan saya untuk mengatur siklus haid agar kembali normal atau mau program untuk hamil, dengan mantap saya jawab jika saya ingin hamil. Langkah pertama adalah melakukan pemeriksaan pap smear mengingat saya belum pernah melakukan pemeriksaan itu sebelumnya, dan ini adalah langkah awal untuk program kehamilan agar tidak ada hambatan saat melakukan program nanti.
Apa dok? Pap Smear? Banyak yang bilang sakit kan? Dibius ya dok? Saya pun mulai rewel karena sebelumnya saya pernah membaca pengalaman-pengalaman buibu yang telah melakukakan pap smear. Hanya sakit sedikit, dokter Hilma menenangkan. Tapi saya belum siap.. Tapi saya mau hamil.. Halah melahirkan jauh lebih sakit berkali-kali lipat daripada pap smear ini, kata saya dalam hati. Jika saya ingin menjadi seorang ibu saya harus mampu mengatasi ketakutan saya ini. Apalagi waktu pemeriksaan HSG yang saya takutkan ternyata tidak sesakit yang saya bayangkan. Saya terus-terusan menguatkan diri sambil pasrah di atas kasur sementara dokter Hilma mengambil sampel saya. Saya pun tidak sadar jika tindakan sudah selesai. Sudah dok? Ternyata tidak sakit sama sekali sodara-sodara hahaha..
Dokter Hilma mengatakan jika berdasarkan hasil pengamatannya tidak ada hal yang patut diwaspadai, semuanya bagus, mulus hehehe.. Tetapi tetap harus menunggu hasilnya maksimal seminggu kedepan untuk memastikan jika saya siap untuk melakukan langkah selanjutnya. Sembari menunggu hasilnya, dokter Hilma menyarankan saya untuk cek hormon ke laboratorium. Hormon yang harus dicek adalah LH, FSH dan Prolaktin, diperiksa saat hari haid ke-2. Dokter juga menambahkan pemeriksaan gula darah puasa dan insulin puasa, karena pengidap PCOS biasanya resistensi insulin. Berikut penjelasan dari Hello Sehat mengenai resistensi insulin.
Insulin adalah hormon yang dibuat di pankreas dan membantu sel menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sebagai energi. Tubuh Anda mencerna makanan yang mengandung karbohidrat dan mengeluarkannya sebagai glukosa ke dalam darah Anda. Insulin, yang dilepaskan ketika Anda makan, membantu tubuh mempertahankan tingkat sehat sirkulasi glukosa dengan memungkinkan glukosa dari darah masuk ke dalam sel. Hal ini menurunkan gula darah dan sel menggunakan glukosa untuk energi.
Beberapa orang mungkin memiliki masalah dalam menggunakan insulin yang benar. Ini disebut resistensi insulin. Dengan resistensi insulin, pankreas Anda memproduksi insulin, akan tetapi sel Anda tidak menggunakan seperti yang seharusnya. Ketika insulin tidak bekerja seperti yang seharusnya, sel-sel Anda tidak akan menyerap glukosa dengan benar, yang akan berdampak pada penumpukan gula dalam darah Anda. Bila gula darah Anda lebih tinggi dari tingkat normal tetapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan ke dalam diabetes tipe 2, maka Anda dinyatakan memiliki pradiabetes.
Tidak diketahui jelas penyebab beberapa orang memiliki resistensi insulin dan yang lainnya tidak. Namun, kelebihan berat badan atau obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama. Gaya hidup yang berubah-ubah bisa juga berakibat pada pradiabetes atau diabetes tipe 2, terutama jika Anda juga kelebihan berat badan.Saya disarankan untuk kembali berkonsultasi setelah semua hasil pemeriksaan sudah keluar. Baiklah saya masih harus menunggu lagi, harus bersabar lagi, kali ini bersabar menunggu haid saya yang bisa jadi datang tapi terlambat, atau tidak datang-datang lagi. Saya hanya bisa berdoa meminta semuanya dilancarkan dan dimudahkan. Semoga kali ini Allah meridhoi usaha kami.
Keluhannya sama :(
BalasHapusBoleh minta w.a nya kak untuk sharing? Terimakasih.
Bisa minta alamat emailnya? Biar saya kirim dari email, atau tinggalkan nomor WA saja, saya yang akan chat.
HapusMba ni alamt email saya, bole chat saya ya mba ,,pengen sharing
HapusCoba di ketik aja di kolom komen ini mbak, soalnya gak keliatan alamat emailnya.
HapusAtau bisa email saya duluan di miracleinmywomb@gmail.com
HapusBoleh minta wa ga kak buat sharing kalo ga ini alamat email aku biar kakak bagi2 pengalaman sama aku leonysaginata.watidar@gmail.com
HapusKak share kak, saya juga pasien dr.hilma baru mau periksa hormon.email ya kak
BalasHapusCoba tolong email kesini aja ya kak miracleinmywomb@gmail.com
HapusKak boleh share, saya sebelumnya juga di dr.rachma dan hasilnya sel telur saya jg kecil, disuruh diet dan olahraga, tp blm pernah kembali lg untuk periksa, mungkim share kk tentang dr.hilma boleh di bagi kak, ini email saya kak lindaritonga@gmail.com , terima kasih kak sebelumnya
BalasHapusSudah saya email ya :)
HapusMaaf kk, saya juga pengen nmr wa y dr hilma, tolong dibantu, kbetlan saya mau konsul ini masih awal pertama kk, sdh 8 thn saya blom pya ank,mnta tlong utk semua bantuany 😊😊ini wa saya 081385577511
BalasHapusSudah ya mbak.
HapusAssalamualaikum mba... Gimana hasil inseminasi nya? Apakah ada tips agar insem bisa berhasil mba? Thanks infonya mba ☺
BalasHapusWaalaikumsalam mbak. Hasil inseminasi sudah saya update di blog ya mbak. Qadarullah belum berhasil.
HapusSelamat sore kak..boleh kah minta no wa kakak.ini no wa saya 085297804789
BalasHapusKita diskusi dari email dulu ya mbak. miracleinmywomb@gmail.com
HapusBoleh info wa dr hilma mba.. n tempat praktek dmn aj.. krn sy ud kehilangan kontak.. anak pertama kemarin sy d dokter hilma.. cerita qt sama.. ni nmr wa sya 085373735570.. boleh bantu mb.. tq
BalasHapusNanti saya hubungi ya mbak
Hapusmbk tlg lah share wa dr hilma. Maw nanya jg mba, apa di RSIA stela maris lngsung diperiksa ya, mana lbh baik mbak di praktek dokter atau lngsung ke rs, mohon bantuannya mba, nih wa saya 082160989820, tq
BalasHapusKita udah pernah chat kalau gak salah ya bang, maaf baru sempet cek blog.
HapusMb boleh sharing promilnya? Email sy sitiayumisyabrina@yahoo.com
BalasHapusNo wa 081360779192
Jazakillah u khayr sebelumnya
Kita udah pernah chat di wa ya mba?
Hapusmba bileh email sharing promilnya atau mmta no wa mb aku mau sharing sma mba 087782001619
BalasHapusKita udah pernah chat di wa ya mba?
HapusKak boleh minta nomor dr suty nasution, tlg krm ke stephanie.debora.gtm@gmail.com
BalasHapusMakasih kak
maaf kak, saya sudah gak simpan lagi nomor dokter Suty.
HapusMbak sy boleh minta no wa dr hilma. Sy dari Aceh mau konsultasi penyakit sy. Dulu sy pasien dr hilma yg dirawat di RSUP Adam Malik Sy ingin ke praktiknya dr hilma cuma pas ke Medan takutnya gk ketemu tolong ya
BalasHapusKa w.a aku donk sama aku pun begitu
BalasHapus085870563199
Assalamualaikum kak boleh sharing, kebetulan saya juga di diagnosa pcos boleh minta no wa nya. Salam saya dari garut
BalasHapusAssalamualaikum kak...
BalasHapusKak boleh sharing...
Saya di diagnosa kista ovarium.. Apakah itu sama dgn PCOS kak?
Saya sudah 7 thun lbh belum ada momongan...
Mohon sharing nya kak...
Ini email saya kak..
anamuliana2112@gmail.com
Salam kenal ummu, boleh balas email saya please??
BalasHapusAssalamu'alaikum ummu ... Bisa minta wa dr. Hilma ... Apa dr. Hilma punya tempat praktek selain di Stella Maris? Saya juga mau program karena sudah 15 thn
BalasHapus