Sehari setelah dinyatakan positif hamil, pagi harinya sesaat setelah bangun tidur saya melakukan tes kehamilan dengan testpack, bukannya tidak percaya tetapi saya ingin sekali melihat testpack saya bergaris dua, dan itu merupakan testpack dua garis pertama di dalam hidup saya. Tanda-tanda kehamilan semakin banyak, termasuk mual saat mencium bau makanan, tetapi hanya sesekali, padahal sehari sebelumnya masih biasa-biasa saja. Apa ini sugesti? Saya mencoba kembali untuk makan makanan sehat, seperti nasi merah dan sayuran dengan porsi lebih banyak. Nafsu makan masih baik karena morning sickness belum melanda, hanya saya sering merasa perut bawah saya sering berkedut.
Semuanya berjalan lancar hingga keesokan harinya, dua hari setelah pengumuman, bangun tidur saya langsung ke WC untuk mengosongkan kandung kemih, saya mendapati bercak darah di celana dalam, tidak percaya, saya mengambil sehelai kapas untuk memastikan langsung dari sumbernya, dan terdapat bekas darah di kapas putih itu, tangan saya langsung gemetaran.
Saya langsung bergegas kembali ke kamar, mengurungkan apapun yang hendak saya lakukan sebelumnya, saya berbaring di atas tempat tidur, panik. Suami saya yang sedang sibuk bersiap untuk pergi kerja di senin pagi tertegun sejenak melihat ekspresi saya, lalu dengan pelan menghampiri dan bertanya ada apa. Saya jelaskan semuanya, raut wajahnya berubah ketika saya jelaskan ini bukan pertanda baik, dan saya ceritakan jika banyak kasus keguguran saat hamil muda bermula dengan flek seperti ini.
Suami saya mengurungkan niatnya untuk segera pergi ke kantor dan menemani saya untuk menghubungi dokter Hilma, dokter langsung menginstruksikan saya untuk beristirahat total, dan meminta suami untuk datang ke klinik sore ini. Ternyata dokter memberikan surat rujukan untuk pemeriksaan darah di laboratorium, cukup banyak yang harus diperiksa. Diantaranya TORCH, ACA dan Ana Profile.
Esoknya petugas lab datang ke rumah untuk mengambil sampel darah saya, kemudian hasilnya akan langsung dikirim ke dokter dua hari lagi. Dua hari kemudian suami saya kembali menemui dokter, Alhamdulillah semua hasilnya bagus, semua virus juga negatif, jadi dokter hanya menambah dosis obat penguat dan saya akan diberikan suntikan penguat secara rutin beberap hari sekali. Saya juga tetap diminta untuk melakukan semua kegiatan saya di atas tempat tidur, termasuk makan dan minum dan kalau bisa juga buang air kecil. Lalu saya tetap dijadwalkan untuk USG saat usia kandungan saya 6w sekitar semingguan lagi.
Selama satu minggu, flek saya hilang timbul, dan setiap ada flek saya wajib lapor ke dokter. Satu minggu berlalu begitu saja kemudian tiba saatnya USG pertama tepat di usia kandungan saya 6 minggu. USG ini bertujuan untuk memastikan kehamilan ini terjadi di dalam rahim, karena kemungkinan terburuk dari kehamilan adalah hamil di luar kandungan yang pasti berujung ke terminasi, saya tidak merasakan kram yang berlebihan jadi saya harap embrio saya berkembang baik di dalam rahim.
Kedua, USG ini juga untuk melihat jika embrio berkembang dengan baik, yakni sudah terlihat kantung kehamilan dengan janin di dalamnya, dan diharapkan sudah terdengar detak jantungnya, karena dengan usia kandungan 6 minggu seharusnya detak jantung janin sudah terdengar. Berbeda dengan kehamilan normal tanpa program, yang ovulasinya terkadang tidak dapat dipastikan sehingga usia kandungan hanya sekedar perkiraan, IVF sudah memiliki hitungan pasti usia kehamilan sehingga diharapkan embrio berkembang sesuai dengan usianya.
Sore ini saya dan suami berangkat ke RS dengan perasaan kalut, penasaran sekaligus takut jika harapan kami tidak sesuai dengan kenyataan. Saya hanya mengulangi doa yang sama, semoga embrio ini berkembang dengan baik di dalam rahim saya. Tetap saja saya sudah bersiap untuk skenario terburuk, saya harap kami bisa saling menguatkan jika itu terjadi. Jalanan sore di kota Medan cukup padat, hampir satu jam baru kami sampai ke RS.
Saya turun di lobby kemudian duduk di kursi terdekat dari pintu masuk, sementara paksu memarkirkan mobil terlebih dahulu. Saya melihat orang berlalu-lalang, mata saya selalu terfokus dengan ibu-ibu hamil dengan perut buncitnya, atau bayi-bayi yang lucu. Tanpa saya sadari paksu sudah menghampiri saya sambil mendorong kursi roda, saya pun naik lalu kami menuju lift yang terletak tidak jauh dari tempat saya duduk.
Kami disambut dengan senyuman suster-suster yang ada di klinik, saya dipersilahkan untuk menunggu sambil berbaring di ruang konsultasi karena dokter Hilma masih dalam perjalanan menuju kesini. Tidak berapa lama dokter pun datang, suster membantu saya untuk bersiap melakukan USG trans-v, ruang konsultasi dihadiri oleh banyak suster kali ini, suster-suster yang sudah membantu saya dan menjadi bagian dari perjalanan saya di program ini.
Dokter Hilma menyuruh saya untuk berdoa sembari ia melakukan pekerjaannya. Ruangan hening, para suster fokus melihat ke layar sambil sesekali melemparkan senyuman ke saya. Paksu juga fokus melihat ke layar walaupun berdiri agak jauh dari saya. "Ada nih bu, berkembang." dokter Hilma memecah keheningan di dalam ruangan. "Kita cek dulu detak jantungnya ya.." Keheningan masih berlanjut. Hingga suara indah itu terdengar, detak jantung janin yang ada di dalam rahim saya, yang selama ini kami perjuangkan dan tak hentinya kami doakan untuk berdetak. Seketika tangisan saya pecah, diikuti dengan suster yang lain.
"Dok, itu ada satu lagi.." Kata seorang suster yang berdiri pas di samping dokter. "Iya bu.. Ada dua ini. Saya tadi terlalu fokus dengan yang satu." Kemudian satu detak jantung lagi terdengar. "Alhamdulillah keduanya baik ya bu. Pantesan ngeflek terus, ternyata kembar." Tangisan saya semakin deras. Tidak henti-hentinya saya memuji kebesaran Allah ta'ala, tidak ada daya dan upaya selain dengan pertolongan-Nya. Suasana ruangan mengharu-biru, beberapa suster saling berpelukan. Karena ini bukan lagi hanya perjuangan saya dan suami, tetapi dokter juga seluruh suster dan staf disini yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta menjadi bagian dari perjalanan kami menjemput buah hati.
Perjalanan kami masih panjang, karena ternyata mendapatkan dan mempertahankan kehamilan ini sama sulitnya. Perjuangan kami belum berhenti sampai disini, karena mengandung dua bayi pastinya memiliki kesulitan tersendiri. Belum lagi masa bed rest saya diperpanjang, dan dosis obat-obatan dan suntikan juga ditambah. Saya juga dijadwalkan USG setiap dua minggu sekali. Semuanya perlu usaha dan perhatian lebih, agar kedua bayi ini kelak dapat terlahir dengan selamat dan tidak kurang satu apapun.
USG 8 weeks - My Twins
Hai kak, gimana saat ino sudah lahir kah? Saya baca baca dari awal dan terharu sama pengalamannya
BalasHapusBu, tolong update perkembangan babynya ya. Terima kasih sudah mau berbagi. Sya sudah mengikuti ceritanya dri awal sampai tulisan terakhir, ikut sneng juga dengar kabar kehamilannya.
BalasHapusSemoga skrng si baby dn ibu sehat dan baik2 saja.