Setelah sekian lama mengumpulkan tekad yang menghabiskan waktu berbulan-bulan lamanya, muncul juga mood untuk menulis liburan saya ini, padahal liburannya sudah lewat tujuh bulan, kalau ibu hamil sebentar lagi udah lahiran lah. Jadi karena sudah berlalu cukup lama saya butuh berpikir ekstra untuk mengingat kembali momen-momennya, untungnya saya memang hobi menyimpan segala macem pertinggal seperti tiket pesawat, tiket masuk wahana, atau bon belanjaan, dan ini memang membantu sekali untuk menulis pengalaman liburan ini.
Ide awalnya tercetus untuk honeymoon lagi itu ceritanya pas bulan Desember 2016, saya dan suami kan kembali ke dokter Mestika untuk program hamil, siklus tersebut saya dikasi resep untuk minum Profertil agar membantu pembesaran sel telur. Nah seperti yang sudah pernah saya ceritakan sebelumnya, saya minum obatnya itu salah dosis, yang seharusnya diminum dua kali sehari, saya minumnya sekali sehari langsung dua butir hahaha..
Bisa ditebak bulan itu promil saya gagal, dan saya down sekali pada saat itu, saya stress gak karuan, suami pun sibuk lembur tiap akhir tahun, jadi masa-masa itu termasuk masa tersulit bagi saya, ditambah saya susah untuk curhat sama suami karena beliau pulang kerja sudah hampir tengah malam, jadi saya gak mau nambah beban pikiran. Tetapi ya itu saya akui saya susah banget untuk move on, rasanya gak mau lagi kembali ke dokter, padahal kalau dipikir-pikir sekarang, promil waktu itu gak ada apa-apanya ya.
Tahun 2017 pun berlalu begitu saja. Nah saat awal tahun suami sudah gak banyak kerjaan lagi di kantornya. Melihat saya yang masih terpuruk suami menawarkan dua pilihan, mau kembali program lagi ke dokter atau mau liburan? Tanpa berpikir saya langsung jawab ya liburan! hehehe.. Rasanya saya bersyukur sekali punya suami yang mengerti saya, sekalipun tidak pernah suami memaksa saya untuk ikut program atau mendesak saya segala macam.
Nah suami memberikan saya waktu beberapa hari untuk menentukan tujuan kami. Semua suami serahkan kepada saya, jadi saya yang cari semuanya mulai dari tujuan, tiket pesawat, hotel dan itinerary. Setelah selesai saya rancang baru saya perlihatkan pada suami, paling hanya ada beberapa perubahan untuk menyesuaikan dengan keinginan suami.
Saya memutuskan untuk mengulang kembali atau napak tilas honeymoon kami yang pertama di Malaysia. Ada beberapa alasan. Alasan utama karena kami belum pernah honeymoon berdua, karena yang pertama kali kedua ibu negara juga ikut (mama dan mama mertua -red), kebayang dong bulan madu berempat gimana, makanya pengen sekali cuma berduaan aja. Kedua, disana ada beberapa tempat wisata yang ingin saya kunjungi. Ketiga, kami ingin menggunakan paspor yang sebentar lagi masa berlakunya habis hahaha..
Memang bukan kali pertama saya liburan kesana, selain saat bulan madu pertama, dulu waktu masih sekolah dasar, masih imut-imutnya, saya ada beberapa kali liburan kesana bersama mama, termasuk menemani mama berobat di Penang. Walaupun begitu saya masih bingung menentukan perjalanan kami kali ini, antara mau ke Penang atau Kuala Lumpur saja. Dua-duanya bisa sih, tetapi berkaca dari pengalaman bulan madu pertama, saat itu kami memutuskan untuk pergi ke Kuala Lumpur lalu ke Penang, hasilnya kami tidak punya banyak waktu untuk menjelajahi satu kota. Jadi kali ini harus satu kota saja biar lebih puas.
Saya pribadi sebenarnya lebih menyukai suasana di Penang yang jauh dari hiruk pikuk seperti di ibu kotanya Malaysia, Kuala Lumpur. Bagi saya liburan itu tujuan utamanya mencapai ketenangan jiwa dan ketentraman perut, dan Penang punya semua itu. Suasana disana yang selalu membuat rindu ingin kembali. Apalagi saya sangat suka melihat bangunan-bangunan tua, karena memberikan efek heart warming bagi saya. Berjalan kaki menyusuri kota tua, bergandengan tangan dengan suami, menembus gelapnya malam, lalu singgah untuk makan atau sekedar minum di McDonald's berarsitektur Georgian di Jalan Dato Keramat, dan pulang ke hotel dengan bus Rapid terakhir. Liburan yang sempurna versi saya.
Nah atas dasar pertimbangan tersebut, saya memutuskan untuk liburan ke Kuala Lumpur. Hahahaha.. Loh? kok? Iya saya putuskan untuk ke Kuala Lumpur untuk memenuhi keinginan saya dari kecil, yakni pergi ke Genting Highland. Dulu entah kenapa mama tidak pernah tertarik pergi kesana, walaupun saya sudah merengek-rengek. Lalu saya juga ingin melihat resort yang mirip suasana di Eropa yang terletak tidak jauh dari kota Kuala Lumpur, yaitu Colmar Tropicale di Berjaya Hills.
Lalu mulailah perburuan saya untuk mencari tiket pesawat murah ke Kuala Lumpur, dan pilihan maskapai saya tetap jatuh kepada Air Asia. Setelah berunding dengan suami yang akhirnya disepakati kami pergi awal bulan Maret, saya pun mencari tanggal dengan tarif terendah hahaha.. Saat itu masih akhir Januari, dan saya sedikit keberatan menunggu selama itu, tetapi saya manut aja daripada gak jadi hahaha..
Akhirnya saya mendapatkan tiket dengan harga yang cukup miring melalui website Air Asia, berangkat dari Medan ke Kuala Lumpur hari Jumat tanggal 2 Maret 2018, lalu kembali dari Kuala Lumpur ke Medan hari Selasa tanggal 6 Maret 2018. Tiket pulang-pergi untuk dua orang hanya senilai Rp 998.600,-. Murah kan? Harga segitu sudah termasuk airport tax. Hanya saja tidak termasuk bagasi, jadi kami harus membayar lagi untuk bagasi. Tidak masalah, masih bisa diakali hanya dengan memesan satu bagasi saat pergi, dan satu lagi saat pulang. Lagipula bawaan kami tidak terlalu banyak. Jadi saya memesan satu bagasi 20kg saat pergi, dan 25kg untuk saat pulang. Sudah pastilah bawaan saat pulang lebih banyak hehehe...
Walaupun pengennya serba hemat, kami tetap memilih liburan ala flashpacker daripada backpacker. Flashpacker masih liburan hemat kok, tapi gak hemat-hemat banget hahaha.. Flashpacker merupakan 'jalan tengah' antara liburan super hemat ala backpacker dan liburan super royal ala turis. Maksudnya saya rela mengeluarkan uang yang sedikit lebih banyak demi pengalaman dan kenyamanan. Kurang lebih begitulah. Ya sesekali membahagiakan diri sendiri gak ada salahnya kok, asalkan sesuaikan dengan kemampuan. Bukankah manusia yang paling kikir adalah yang paling pelit terhadap diri sendiri?
Setelah membeli tiket pesawat saya mulai menyusun itinerary yang sebelumnya sudah saya rancang di pikiran saya. Secara garis besar, hari pertama itu merupakan hari perjalanan pergi ke Kuala Lumpur, berhubung saya memesan tiket pesawat yang berangkat pada malam hari, jadi tidak ada yang bisa dilakukan pada hari pertama, selain terbang dan membereskan barang di hotel lalu istirahat. Ada untung dan ruginya sih pergi pada malam hari, ruginya untuk yang susah ambil cuti di kantor, rasanya satu hari itu akan terbuang begitu saja. Bagi saya sih untung, karena saya merencanakan hari efektif itu sebanyak tiga hari saja. Jadi hari pertama hanya untuk perjalanan kesana dan beres-beres di hotel, lalu bisa langsung tidur agar esoknya sudah siap untuk beraktifitas penuh. Lalu hari terakhir hanya untuk jalan-jalan ringan, cari oleh-oleh dan membereskan barang-barang di hotel, lalu ke bandara deh.
Saran saya saat merancang itinerary buatlah secara lengkap dan terperinci. Mulai dari perkiraan waktu, estimasi biaya, dan cara untuk mencapai tempat tersebut, serta keterangan yang akan diperlukan untuk mempermudah perjalanan. Buatlah rencana perjalanan yang realistis, sesuaikan dengan waktu, kemampuan budget dan yang terpenting tenaga, karena rencana saya agak berantakan karena saya tidak memperkirakan kemampuan kaki saya hahaha.. Alhasil saat D-3 kaki saya sudah sakit sekali. Berikut penampakan rencana perjalanan saya.
Ingat! Rencana perjalanan ini sangat penting agar liburan kamu lebih terarah, jadi tidak ada waktu kosong yang terbuang saat kamu bingung mau ngapain dan kemana, juga kamu bisa memperkirakan biaya yang akan habis terpakai, jadi kamu bisa juga menyisihkan dana untuk yang tak terduga. Jangan lupa berikan keterangan yang memudahkan kamu untuk mencapai suatu tempat, seperti kolom paling kanan di itinerary saya di atas.
Tetapi jangan juga terlalu kaku, ketika kamu sudah lelah, kamu bisa melewati satu dua rencana untuk beristirahat sejenak, kembali ke hotel atau sekedar ngopi di cafe terdekat. Kamu juga bisa mampir atau pergi secara spontan ke suatu tempat yang kamu lihat menarik selama perjalanan, spontanitas membuat liburan kamu lebih berkesan. Intinya jangan terlalu berpatok pada rencana yang sudah disusun, itinerary hanya panduan agar tidak ada waktu sia-sia atau pengeluaran yang lebih dari rencana.
Selanjutnya saya memilih hotel di aplikasi online booking, saya tidak memilih hotel di sekitaran Bukit Bintang ataupun di Jalan Pudu yang sangat populer di kalangan wisatawan, karena tiga hari efektif akan saya habiskan tidak di Kuala Lumpur, namun di luar kota, dan pilihan saya jatuh pada Aira Hotel yang terletak di Jalan Raja Laut, Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur. Saya tidak ingin berinvestasi banyak pada hotel, karena bagi kami nanti hotel hanya tempat untuk beristirahat pada malam hari, dan mandi di pagi harinya. Tenang, sebelum tidur saya juga mandi kok. Jadi setelah melihat review dari pelanggan-pelanggan sebelumnya, saya mantap untuk memilih Aira Hotel karena hotel tersebut bersih dan AC-nya dingin hahaha.. Kedua hal itu sudah cukup bagi saya.
Saya mendapatkan harga senilai Rp 567.984,- untuk tiga malam menginap disana setelah dipotong diskon spesial dari aplikasi. Hemat beb. Malam pertama saya memilih menginap di Hotel Wilayah yang terletak tidak jauh dari Aira Hotel atas dasar pertimbangan disana lebih murah, dan saya hanya menghabiskan waktu sekitar enam jam di hotel tersebut. Bukan hanya itu, awalnya saya meminta pada suami untuk bermalam di bandara saat malam pertama atau menunggu di lobby hotel, karena ya itu kami sampai di Kuala Lumpur sudah tengah malam, saya ingin merasakan pengalaman ala backpacker hihihi.. Ternyata suami kurang setuju, karena takut saya tidak nyaman. Jadi saya harus memesan hotel lagi untuk malam yang pertama.
Waktu satu bulan terasa lebih lama dari biasanya, karena saya sangat menantikan liburan ini. Hingga tibalah bulan Maret yang ditunggu. Semua pakaian dan barang-barang sudah selesai saya packing. Satu hal yang menurut saya penting, saya tidak pernah menggunakan koper saat liburan, saya selalu menggunakan tas tenteng besar. Alasannya tas lebih tahan benturan daripada koper fiber, karena kita tidak pernah tau apa yang terjadi saat koper tidak ada bersama kita. Kedua, tas biasa tidak mencolok perhatian, jadi lebih aman dari tangan-tangan jahil, tetapi tetap saya tidak pernah menyimpan barang berharga apapun di tas tenteng tersebut. Ketiga berat tas lebih ringan daripada koper, yang artinya saya punya space lebih untuk tempat belanjaan, karena setengah kilopun berharga, hahaha..
Akhirnya sampai juga pada hari keberangkatan, pagi hari saya dan suami masih malas-malasan di atas tempat tidur, dalam rangka mengisi tenaga untuk siang nanti, mengingat kami tidak akan tidur senyaman ini untuk beberapa hari kedepan. Sudah agak siang baru kami keluar dari kamar, makan, dan suami bersiap-siap untuk shalat jumat. Sementara saya kembali mengecek barang bawaan agar tidak ada yang terlupa. Saya juga membuat daftar barang yang perlu dibawa sebelumnya, mulai dari setelan dokumen penting, pakaian saya dan suami, perlengkapan mandi dan termasuk pouch berisi obat-obatan, jadi hari ini tinggal double check. Saya memang perfeksionis, setidaknya berusaha untuk sempurna, walau pada akhirnya pasti ada kurangnya, karena kesempurnaan hanya milih Allah ta'ala.
Sepulang suami shalat jumat saya sudah siap sedia tinggal berangkat, suami berganti pakaian sejenak lalu memesan taksi online. Nah ini juga penting, jangan lupa menginstal Grab sebelum pergi, karena saat disana, ketika kamu bingung harus menggunakan transportasi umum ke suatu tempat, atau sudah terlalu lelah, kamu tinggal memesan taksi online saja. Jangan lupa membeli kartu Malaysia saat tiba di bandara, lalu aktifasi ulang Grab dengan menggunakan nomor tersebut. Sedikit meleset dari rencana awal, kami berangkat pukul setengah dua siang dan sudah naik ke atas bus yang akan mengantarkan kami ke bandara sekitar pukul tiga sore. Hanya saya dan suami penumpang bus tersebut, karena sudah sesuai jadwal, bus harus tetap berangkat.
Serasa bus milik berdua
Sekitar satu jam setengah perjalanan, kami tiba juga di Kualanamu International Airport. Kami langsung bergegas masuk untuk mengurus bagasi, pemeriksaan, dan lain lain, lalu ke musholla, barulah kemudian kami menuju Zona 2 tempat menunggu keberangkatan. Kami menunggu sekitar dua jam, pesawat berangkat pukul 19.25 WIB. Ya datang lebih awal dan menunggu itu lebih baik daripada datang terlalu mepet dan kocar-kacir sana-sini, apalagi ini penerbangan internasional, itu akan membuat saya bad mood duluan sebelum liburan.
Menunggu sebenarnya membosankan, ya kan?
Akhirnya sekitar pukul tujuh malam kami dipersilahkan untuk menaiki pesawat, saya memegang erat tangan suami, "Ayo kita bulan madu lagi, kali ini berdua saja, semoga semuanya lancar dan menyenangkan!". Saya tinggalkan sejenak masalah, kegelisahan dan kesedihan saya di kota Medan, dan kami terbang ke Kuala Lumpur. Sweet escape.
Pukul setengah sembilan malam waktu Kuala Lumpur pesawat lepas landas. Kami keluar dari pesawat lalu mengambil barang bawaan, sebelum keluar bandara, kami menuju konter Tune Talk untuk membeli paket internet, cukup lama juga kami menunggu disana karena ada pelanggan lain yang sedang membeli dan seorang kepala tur yang membeli banyak simcard untuk anggota turnya. Badan sudah lelah tetapi apa daya, tiba giliran kami tidak perlu waktu lama kami memutuskan membeli simcard dan paket internet untuk seminggu, lalu saya mengganti nomor untuk aplikasi Grab dengan nomor tersebut.
Kami turun lalu membeli tiket bus menuju KL Sentral, untungnya begitu sampai di luar bus langsung berangkat, telat sedikit saja kami harus menunggu bus berikutnya, untung juga kami mengambil langkah cepat daritadi. Perjalanan dari bandara ke pusat kota sekitar satu jam, dan tidak banyak pemandangan yang ditawarkan, tetapi bagi saya cukup indah, karena saya sangat menyukai suasana di malam hari. Setelah tiba di KL sentral kami memesan taksi online menuju hotel wilayah. Tarifnya hanya 10 RM, cukup murah kan padahal sudah tengah malam.
Tepat tengah malam kami tiba di hotel, disambut oleh resepsionis yang sepertinya sudah menunggu kedatangan kami karena sebelumnya sudah saya informasikan jika saya kan tiba tengah malam. Setelah menyelesaikan administrasi kami diantarkan ke kamar yang ada di atas dengan lift. Lalu saya dan suami meletakkan barang-barang di kamar, duduk sebentar lalu keluar hotel untuk mengisi perut yang sudah keroncongan dari beberapa jam yang lalu.
Tidak jauh dari hotel masih ada warung yang buka, dan pembeli yang makan disitu masih ramai mengingat ini merupakan akhir pekan. Saya dan suami memesan Maggi Goreng yang merupakan kuliner populer di Malaysia, kalau di Indonesia ya sejenis Indomie Goreng ala warkop gitu saja sebenarnya. Suami sudah semangat dari pagi mau makan Maggi Goreng jadi ya sudah itu merupakan makanan pertama disini yang masuk ke perut kami, dengan minum teh tarik, milo dingin, dan tea o ice (teh manis dingin -red).
Selesai menyantap makanan tengah malam, kami bergegas balik ke hotel karena besok pagi sudah ada setumpuk agenda yang menunggu, dan tubuh kami yang lelah ini sudah butuh beristirahat. Pukul setengah dua malam barulah kami tiba di kamar, tidak membutuhkan waktu lama kami pun terlelap pulas.
Pengeluaran D-1 :
Ongkos Taksi Online : Rp 10.000,-
Ongkos Medan - KNO : Rp 40.000,- (Rp 20.000,-/orang)
Simcard : RM 25
KLIA2 - KL Sentral : RM 24 (RM 12/orang)
KL Sentral - Hotel Wilayah : RM 10
Pajak Hotel : RM 10
Deposit Hotel : RM 30
Makan Malam : RM 14
TOTAL Rp 50.000,- + RM 113
Pengeluaran D-1 :
Ongkos Taksi Online : Rp 10.000,-
Ongkos Medan - KNO : Rp 40.000,- (Rp 20.000,-/orang)
Simcard : RM 25
KLIA2 - KL Sentral : RM 24 (RM 12/orang)
KL Sentral - Hotel Wilayah : RM 10
Pajak Hotel : RM 10
Deposit Hotel : RM 30
Makan Malam : RM 14
TOTAL Rp 50.000,- + RM 113
Komentar
Posting Komentar