Langsung ke konten utama

Skincare Pilihan Untuk Masa Kehamilan Part 2 UPDATE : Review Jujur

 Produk tampak depan

Baiklah saya akan melanjutkan daftar produk yang saya beli untuk persiapan setelah transfer embrio. Kenapa saya bagi menjadi dua part? Karena saya mau part pertama khusus untuk produk Sensatia Botanicals. Sebenarnya sih kalau dari awal saya tau Sensatia Botanicals juga punya produk sabun mandi, saya bakalan beli sekalian aja dengan yang lain. Awalnya saya cuma tau merk tersebut khusus untuk perawatan wajah saja, ya salah saya juga gak cek ricek dulu.

Jadi setelah memutuskan mengganti skincare saya mengajak suami berburu produk yang sudah saya catat di supermarket terdekat dulu, supermarket tempat biasa kami belanja bulanan, disana terbilang lengkap lah karena banyak menjual produk import juga, saya berpikiran kali aja ada jadi gak harus pesan dari online, karena sabun mandi cair kan butuhnya banyak ya, jadi mau beli yang sekalian yang besar, kalau beli online bakal berat di ongkir, maklum lah emak-emak perhitungan. Terus entah kenapa terkadang kalau belanja langsung gitu puas aja liat-liat produknya secara langsung, baca komposisinya, konservatif sekali ya saya hehehe..

Nah! Waktu di supermarket itu ternyata saya gak dapat banyak produk, yang paling pas dengan yang saya cari itu cuma body wash aja, memang plek, apa sih bahasanya, ya pas lah pokoknya dari segi merk dan varian yang saya ingin beli. Ya gak banyak mikir langsung saya masukin aja ke keranjang belanja, berikut penampakan produknya.

1. Organic Care Enriching Body Wash Creamy Berry



Sesuai namanya body wash ini memiliki tekstur creamy bukan gel, kalau saya sih sebenarnya lebih suka yang tekstur gel karena terasa lebih ringan aja di kulit, tapi saya punya pengalaman kurang mengenakkan juga waktu mencoba shower gel yang saya beli di drug store, karena ternyata susah dibilas seperti tetap meninggalkan bekas sabun di kulit berasa gak bersih, padahal waktu itu tertarik untuk coba karena aromanya dari bahan alami yakni jus buah, tapi ya mengecewakan sih setelah digunakan, dan itu masih gak habis sampai sekarang, padahal dibeli untuk hantaran sebelum nikah, lama amat yak hahaha..

Nah jadi sekarang saya gak masalah sih mau teksturnya creamy atau gel yang penting enak pas dipakai, dibilas langsung bersih. Body wash ini wanginya manis sekali aroma berry, dan bebas dari bahan-bahan petrochemical cleansers, SLES, SLS, ALES, ALS, mineral oil, parabens. Bahan-bahan tersebut dinilai kurang aman untuk ibu hamil, ditakutkan berdampak buruk terhadap janin.

Jika ibu-ibu baru mengetahui info ini sekarang, tenang, jangan panik. Cukup hentikan produk-produk tersebut sekarang juga, lalu berkonsultasilah dengan dokter kandungan. Menurut pengamatan saya banyak teman-teman saya yang kurang pengetahuan mengenai hal ini tetapi tetap melahirkan bayi yang sehat. Jadi tetaplah berpikir positif diimbangi dengan makan makanan bergizi.

Kesan : Wanginya enak banget, lembut dan manis. Secara keseluruhan saya suka, tetapi yang agak mengganggu after taste setelah mandi, agak susah dibilas, ya karena tanpa SLS. Habisnya lama jadi hemat, karena saya jarang mandi juga selama hamil hahaha..
Repurchase? Maybe YES kalau hamil lagi.

Netto : 725ml
Harga : Rp 135.000,- (Harga yang saya cek di Tokopedia, karena saya sudah lupa harganya.)

2. Crystal Body Deodorant




Aluminum Chloride belakangan menjadi momok baru untuk kalangan ibu hamil, ya sebenarnya gak baru-baru sekali saya aja yang baru tahu. Salah satu sumber Mommy Meds menyebutkan jika kandungan aktif di kebanyakan produk antiperspirants termasuk dalam kategori C pada klasifikasi produk yang beresiko terhadap kehamilan. Artinya termasuk Big No deh untuk dipakai pada masa kehamilan. Buat ibu-ibu yang baru tahu, sekali lagi, tenang, jangan panik, cukup hentikan pemakaian lalu berkonsultasilah kepada dokter kandungan, dan lakukan USG secara berkala.

Crystal Body Deodorant ini sesuai dengan namanya berbentuk seperti kristal, yang cara penggunaannya dibasahi dengan air sedikit baru diaplikasikan ke bawah lengan, bisa juga untuk mengusir bau kaki. Produk ini termasuk Hypoallergenic yakni tidak berpotensi menyebabkan alergi pada kulit. Produk ini juga bebas dari pewangi dan paraben. Kalau mau yang ada wanginya mereka juga menyediakan varian lain yang bertekstur cair dan mempunyai aroma berbagai jenis. Saya pilih yang ini karena lebih aman dan hemat, di kemasannya mereka mengklaim deodorant ini dapat bertahan selama satu tahun untuk pemakaian harian. Luar biasa hemat kan? hihihi..

Kesan : Suka. Gak lengket, gak meninggalkan noda di pakaian, ketahanannya oke banget. Hanya saja dipakai harus dalam keadaan ketiak lagi basah ya. Besar banget, jadi hemat dan gak habis-habis.
Repurchase? NO, masih belum habis-habis hahaha..

Netto : 120gr
Harga : Rp 120.930,- (via Shopee)


3. Pasta Gigi Herbal HPAI



Flouride juga termasuk dalam daftar bahan yang tidak aman untuk janin, apalagi kandungan flouride dalam pasta gigi yang rawan tertelan, ya bukan dalam jumlah banyak, terkadang saat saya menyikat gigi ada sedikit pasta gigi yang tertelan, mungkin hanya saya saja, dan mungkin saya saja juga yang terlalu worry terhadap segala hal, saya mau semuanya saya lakukan yang terbaik, walaupun seremeh perihal pasta gigi ini.

Jadi pilihan saya jatuh kepada pasta gigi herbal keluaran HPAI. HPAI merupakan perusahaan Halal Network di Indonesia yang mengeluarkan produk-produk herbal halal dan berkualitas, dan mereka memiliki produk yang saya butuhkan, yakni pasta gigi. Diberandol dengan harga yang murah membuat saya semakin tergiur untuk mencobanya hahaha..

Pasta gigi ini mengandung serbuk siwak dan ekstrak sirih, bahan aktifnya sangat baik mencegah timbulnya plak, merawat kekuatan gigi, mencegah karies gigi, menjaga kesehatan gigi dan mulut, serat menyegarkan bau mulut juga membuat gigi tampak lebih putih. Pasta gigi ini mengklaim mempunyai daya bersih yang tinggi dan daya abrasive-nya sangat rendah sehingga tidak ngilu di gigi dan sangat cocok untuk penderita gigi sensitif.

Kesan : Suka, sama seperti pasta gigi pada umumnya, harganya terjangkau.
Repurchase? YES kalau entar hamil lagi.

Netto : 120gr
Harga : Rp 14.000,- (via Shopee)

Sebenarnya ada dua produk lagi yang saya beli saat saya lagi browsing produk di supermarket, yakni conditioner rambut dan petroleum jelly karena keterbatasan pengetahuan saya saat itu, saat sudah pulang ke rumah dan membaca artikel-artikel lebih lanjut, ternyata kandungan yang terdapat dalam conditioner tersebut termasuk kategori yang kurang aman. Saya mencoba mencari artikel tentang hasil penelitian terhadap salah satu kandungan bahan kimia tersebut, dan memang terbukti berdampak buruk bagi janin, tetapi dengan catatan jika ibu hamil tersebut terus-terusan terpapar oleh bahan kimia itu, misalnya jika ibu hamil itu bekerja di pabrik bahan kimia tersebut.

Jadi jika hanya berupa campuran dalam conditioner dan dalam konsentrasi yang pasti tidak banyak, juga untuk pemakaian luar, sebenarnya masih relatif aman, tetapi tetap saja saya merasa masih kurang sreg gitu. Mungkin akan saya gunakan juga nanti, dengan jumlah yang sedikit dan intensitas yang jarang, sekitar seminggu sekali, itupun tidak akan saya biarkan berlama-lama di rambut saya, usap sebentar lalu dibilas. Saya terlalu worry sepertinya ya hahahaha..

Padahal kalau mau melihat kenyataan langsung di lapangan, ada berapa orang yang kamu kenal yang mereka tidak mengetahui tentang produk-produk yang 'katanya' berbahaya ini dan mereka tetap menggunakannya selama masa kehamilan tetapi tetap melahirkan bayi yang sehat? Mungkin bukan hanya satu atau dua orang ya, kebanyakan yang saya kenal tidak mengetahuinya tetapi toh bayi mereka sehat-sehat saja.

Jadi kesimpulan yang saya ambil, tidak ada salahnya kita melakukan yang terbaik, menjauhi produk-produk yang disinyalir berbahaya, itu adalah hal yang baik, lakukanlah semampu kita. Tetapi misalkan kita terlanjur menggunakan produk-produk 'berbahaya' tersebut atau kita belum mampu menjauhi semuanya, selagi produk tersebut masih masuk dalam kategori aman menurut FDA atau masih terdaftar di BPOM, saya kira kita tidak perlu khawatir berlebihan, gunakan saja produk-produk tersebut seperlunya, karena semua yang berlebihan memang tidak pernah baik.

Untuk produk-produk yang tidak memiliki BPOM sebaiknya ditinggalkan, bukan hanya pada saat hamil saja, tinggalkan sekarang juga, sayangi diri kita, karena kesehatan itu mahal, jangan sampai kita menyadarinya saat kita sudah sakit. Di online shop masih banyak saya lihat kaum hawa yang tergiur dengan krim-krim pemutih kulit yang tidak jelas asal usulnya, tidak mempunyai merk, tidak mencantumkan komposisi, alih-alih BPOM. Hanya bermodalkan wadah kosong yang ditempelin kertas fotokopian untuk pembeda mana krim siang dan krim malam. Mereka tergiur dengan iming-iming bisa memutihkan wajah bak artis dengan harga tak sampai seratus ribu rupiah untuk setiap paketnya. Is it logic?

Cukup sebagian wanita saja yang sudah menjadi korban dari ketamakan penjual yang tidak memperdulikan efeknya terhadap konsumen, rajin-rajin browsing  pengalaman dari korban-korban krim berbahaya tersebut, bayangkan jika itu terjadi di kamu. Saya pribadi memilih produk skincare yang dijual di drug store setelah berhenti menggunakan krim dari dokter kulit, saya pilih produk yang memang sudah jelas mengantongi izin edar dari BPOM bahkan sebagian sudah memiliki label halal dari MUI.

Wanita.. Kamu tidak perlu menjadi putih untuk dinilai cantik. Tidak ada 'krim ajaib' yang bisa memutihkan kulitmu yang eksotis hanya dalam waktu satu bulan, justru kamu harus waspada akan bahan-bahan bahaya yang terkandung di dalamnya. Krim 'normal' tidak akan bisa memutihkan kulitmu, tetapi jika kamu merawatnya dengan skincare yang aman secara rutin, kulitmu akan bersih terawat sehingga tampak lebih cerah.

You are beautiful no matter what your skin colour!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Pertama dan Terakhir HSG

Kata-kata merupakan doa, benar kan? Jadi saya berharap ini merupakan pengalaman HSG saya yang pertama sekaligus yang terakhir. Jadi atas rujukan dr. Mestika Sari Ginting, Spog, saya harus melakukan HSG sebelum memulai rangkaian program kehamilan. Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG), dikenal juga dengan pemeriksaan uterosalpingografi, adalah pemeriksaan sinar X dengan memakai cairan kontras yang dimasukkan ke rongga rahim dan saluran telur (tuba fallopii). Begitulah penjelasan singkat mengenai HSG yang saya kutip dari website  AyahBunda . Saat dijelaskan oleh dr. Mestika Sari Ginting, Spog mengenai prosesnya, sekaligus pengalaman dokter sendiri saat menjalaninya, saya sudah bisa merasakan bagaimana ngilunya proses tersebut, untungnya dokter Mestika meresepkan saya obat penghilang rasa nyeri sebanyak dua butir yang harus dimasukkan melalui dubur setengah jam sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan hanya boleh dilakukan pada hari ke 10, 11, atau 12 dihitung dari hari mestruasi pertam...

Pindah dokter (lagi) ke dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), SpOG. Semoga ini yang terakhir.

Seperti yang telah saya jelaskan di postingan sebelumnya dr. Rachma merujuk saya untuk berkonsultasi dengan dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), SpOG terkait masalah PCOS saya. Seperti yang telah saya katakan juga jika esok harinya bertepatan dengan hari libur nasional, jadi dokter tidak ada di tempat, begitu juga dengan keesokan harinya yang ternyata dokter Hilma sedang mengambil cuti. Saya sudah sangat tidak sabar sehingga saya browsing  untuk mencari dokter obgyn lain, lalu dapatlah nama dr. Hj. Suty Nasution, SpOG (K). Wah tenyata dokter Suty sudah ada gelar konsultannya. Saya pun bersemangat, saya mencari nomor yang bisa dihubungi tetapi ternyata tidak ada. Sampai saya hubungi RS Sarah Medan karena saat saya browsing dokter Suty ini juga menangani pasien di rumah sakit tersebut, tetapi pihak RS pun tidak mengetahui nomor telepon tempat prakteknya. Kebetulan salah satu teman saya menyarankan untuk berkonsultasi dengan salah satu dokter yang dia tau dari temannya juga jika d...

Total Biaya Inseminasi 3 Mei 2018 - 26 Mei 2018

Daftar ini sebagai rujukan untuk memudahkan bagi pembaca yang berencana untuk melakukan tindakan Inseminasi. Sebelumnya saya mengingatkan jika kemungkinan biaya yang dikeluarkan tiap pasangan akan berbeda, tergantung kondisi masing-masing. Seperti kasus saya ini contohnya, saya tidak mengeluarkan biaya untuk suntik pembesar sel telur, karena saya cukup mengonsumsi obat saja. Suntik pembesar sel telur bisa dilakukan berkali-kali tergantung pertimbangan dokter, dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit, biaya per sekali suntik setahu saya sekitar Rp 450.000,- dan suntik tersebut bisa dilakukan sampai sepuluh kali. Wow lumayan sekali kan, untungnya saya gak perlu suntik, walau sebenarnya prosedur inseminasi yang direncanakan sejak awal haruslah dengan suntikan. Kalau saya ini kan kasusnya dadakan hehehe.. Nah yang kedua, sebelum melakukan prosedur inseminasi, suami diharuskan mengecek sperma di laboratorium dan istri melakukan prosedur pemeriksaan HSG untuk memastikan tidak ada penyum...