Langsung ke konten utama

Ovum Pick Up (OPU) / Petik Telur

Petik telur atau Ovum Pick Up (OPU) adalah proses pengambilan sel telur melalui vagina dengan menggunakan jarum panjang atau kateter. Jadi jarum panjang itu terhubung dengan satu tabung melalui selang, lalu dengan jarum itulah folikel yang berisi sel telur akan disedot. Kemudian tabung yang berisi cairan dan sel telur akan langsung diproses di laboratorium oleh embryologist untuk disuntikkan dengan satu sel sperma untuk setiap satu sel telurnya.

Hari selasa, tanggal 21 Agustus 2018 adalah jadwal OPU saya. Jam delapan lewat kami sudah berangkat dari rumah, kali ini suami memutuskan membawa mobil sendiri, demi pertimbangan keamanan dan kenyamanan daripada menggunakan taksi online. Apalagi ternyata perut bagian bawah saya sudah semakin kembung dan sakit, hingga untuk berjalan saja sudah cukup membuat saya meringis sehingga saya harus berpegangan pada suami untuk meringankan tekanan di perut, bukan romantis loh ya, memang karena sakit!

Sesampainya di RSIA Stella Maris lantai 5 saya langsung mencari tempat duduk, dan sofa adalah tempat ternyaman buat saya saat ini, sudah banyak pasien juga yang menunggu dan sebagian besar juga akan melakukan tindakan OPU. Kami datang lebih cepat dari yang dijadwalkan, selain karena saya tidak suka ditunggu, saya juga tak mau terburu-buru, saya ingin melewati semuanya dengan nyaman dan senang.

Bahkan hari ini saya meminta suami untuk memakai pakaian kesukaan saya, dan suami tidak keberatan menyenangkan hati saya, hitung-hitung tambahan semangat, walaupun katanya seperti mau kencan saja. Selama menunggu saya tak henti-hentinya memandang suami dari atas sampai bawah sambil senyum-senyum sendiri, saya bahagia sekali apalagi suami janji mau mengajak saya kencan, makan makanan kesukaan saya sepulang dari sini. Pikiran saya jadi terfokus kepada kencan setelah ini sehingga saya sama sekali tidak sempat untuk mencemaskan tentang OPU ini, membayangkannya perut saya pun bertambah lapar, karena saya diminta untuk berpuasa makan dari tadi malam.

Setelah satu jam lebih menunggu, suami diminta masuk ke ruangan masturbasi, untungnya saya diperkenankan untuk menemani, jadi suami tak perlu berjuang sendiri hihihi.. Pintu ruangan diketuk, saya diminta untuk keluar ruangan karena jadwal OPU saya sudah tiba, untungnya proses pengambilan sperma sudah selesai dilakukan. Kami pun keluar ruangan, saya diminta untuk masuk ke ruangan prosedur, sementara suami tidak diperkenankan masuk, jadi Paksu memutuskan untuk cari cemilan dulu di luar rumah sakit.

Saya pun masuk ke sebuah ruangan kecil lalu diminta berganti pakaian bewarna hijau seperti untuk tindakan operasi, lalu saya memakai penutup kepala dengan warna senada, tidak beberapa lama dokter anastesi datang menghampiri untuk memasangkan infus di tangan sebelah kanan saya. Setelahnya saya kembali menunggu, suster pun datang, saya diminta berbaring sejenak untuk dimasukkan obat pereda nyeri melalui dubur, baiklah saya cuma bisa manut saja.

Setelah semuanya siap barulah saya dituntuk untuk masuk ke ruang yang sama seperti ruangan inseminasi saya yang lalu. Saya berbari di atas kursi panjang yang lebih layak disebut tempat tidur, kemudian kaki saya keduanya dibuka dan diletakkan di atas kedua penyangga lalu diikat.. Apa?! Diikat?! Suster mengatakan untuk berjaga-jaga agar kaki saya tidak jatuh. Ooohhh..

Dokter Hilma pun bersiap dan duduk di bawah? depan? ya disitulah pokoknya, sementara dokter anastesi mengajak saya mengobrol untuk mengalihkan perhatian saya, fufufu saya tidak akan tertipu, dokter mau melumpuhkan saya kan! Hahaha.. "Sudah dimasukkan biusnya dok?", tanya saya. "Belum", dokter kembali mengalihkan pikiran saya.

Hingga akhirnya dokter menyuntikkan sesuatu ke infus saya yang saya yakin 100% itu merupakan bius, setelahnya saya pun mulai melayang-layang, satu kalimat saya katakan kepada dokter Hilma sebelum saya terlelap, "Dok.. I'm flying.." Dokter pun menyahut, "Just rilex.." kemudian saya pun ambruk..

Suara dokter anastesi membangunkan saya, saya lirik ke tangan saya sebelah kanan, saya tidak mendapati apapun, lalu ke tangan kiri, tidak ada juga, saya mencari tulisan jumlah sel telur yang sudah diambil, karena dari yang saya baca-baca suster akan menuliskannya di tangan kita, ternyata tidak ada di saya hahaha..

Setelah mengganti cairan infus dengan cairan Albumin dokter anastesi pun meninggalkan saya, Albumin berfungsi untuk meminimalisir resiko OHSS, kemudian dokter Hilma datang memberikan wejangan, dan kabar bahwa ada 37 folikel yang disedot saat proses OPU tadi. WOW! Pantesan saja perut saya sakit luar biasa pagi tadi, dan sudah kembali lega selesai OPU.

Saya diminta beristirahat sampai cairan Albumin habis, padahal saya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan suami hihihi.. Setelah hampir satu jam Albumin pun habis itupun saya bawel minta kepada suster untuk lajunya dipercepat. Selesai berganti pakaian saya bergegas menemui suami yang langsung sumringan ketika melihat saya, his reaction is priceless! Saya pun meminum air hangat sambil bercerita tentang proses OPU kepada suami.

Perasaan saya setelah OPU biasa saja hanya nyeri-nyeri ringan, saya juga bisa berjalan sendiri seperti biasa, malahan saya rasa lebih baik daripada tadi pagi. Setelah menyelesaikan urusan administrasi, suster menginformasikan larangan-larangan setelah OPU, yaitu :
1. Tidak boleh mengendarai mobil/motor.
2. Tidak boleh minum alkohol.
3. Ditemani pulang oleh orang yang bertanggungjawab.
4. Menghubungi klinik jika mengalami gejala OHSS.
5. Tidak boleh bersenggama pasca OPU.
Suster juga menginformasikan jadwal konsultasi embrio pada tanggal 29 Agustus 2018, saya juga diminta datang ke klinik setiap hari untuk follow up OHSS sampai sekitar satu minggu, jadi setiap harinya saya akan diukur lingkar perut, berat badan, tekanan darah, dll. Saya juga dibekali dengan obat-obatan, salah satunya untuk OHSS, lalu ada semacam Paracetamol, dan antibiotik.

Di perjalanan pulang, suami tercinta membelokkan mobil ke restoran pizza kesukaan saya, padahal dokter berpesan untuk makan makanan bergizi, tapi gak apa-apa lah ya sekali ini saja, bayaran hasil kerja keras saya sejauh ini hihihi.. Kami pun kencan sambil menikmati hidangan dan bercerita tentang rencana-rencana ke depan, dan akhirnya hari ini pun berakhir juga, hari yang panjang, tetapi menyenangkan! Terima kasih suami sudah membuat hari yang mendebarkan ini menjadi hari yang berkesan dan menyenangkan. You are the best!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pindah dokter (lagi) ke dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), SpOG. Semoga ini yang terakhir.

Seperti yang telah saya jelaskan di postingan sebelumnya dr. Rachma merujuk saya untuk berkonsultasi dengan dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), SpOG terkait masalah PCOS saya. Seperti yang telah saya katakan juga jika esok harinya bertepatan dengan hari libur nasional, jadi dokter tidak ada di tempat, begitu juga dengan keesokan harinya yang ternyata dokter Hilma sedang mengambil cuti. Saya sudah sangat tidak sabar sehingga saya browsing  untuk mencari dokter obgyn lain, lalu dapatlah nama dr. Hj. Suty Nasution, SpOG (K). Wah tenyata dokter Suty sudah ada gelar konsultannya. Saya pun bersemangat, saya mencari nomor yang bisa dihubungi tetapi ternyata tidak ada. Sampai saya hubungi RS Sarah Medan karena saat saya browsing dokter Suty ini juga menangani pasien di rumah sakit tersebut, tetapi pihak RS pun tidak mengetahui nomor telepon tempat prakteknya. Kebetulan salah satu teman saya menyarankan untuk berkonsultasi dengan salah satu dokter yang dia tau dari temannya juga jika d...

Pengalaman Pertama dan Terakhir HSG

Kata-kata merupakan doa, benar kan? Jadi saya berharap ini merupakan pengalaman HSG saya yang pertama sekaligus yang terakhir. Jadi atas rujukan dr. Mestika Sari Ginting, Spog, saya harus melakukan HSG sebelum memulai rangkaian program kehamilan. Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG), dikenal juga dengan pemeriksaan uterosalpingografi, adalah pemeriksaan sinar X dengan memakai cairan kontras yang dimasukkan ke rongga rahim dan saluran telur (tuba fallopii). Begitulah penjelasan singkat mengenai HSG yang saya kutip dari website  AyahBunda . Saat dijelaskan oleh dr. Mestika Sari Ginting, Spog mengenai prosesnya, sekaligus pengalaman dokter sendiri saat menjalaninya, saya sudah bisa merasakan bagaimana ngilunya proses tersebut, untungnya dokter Mestika meresepkan saya obat penghilang rasa nyeri sebanyak dua butir yang harus dimasukkan melalui dubur setengah jam sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan hanya boleh dilakukan pada hari ke 10, 11, atau 12 dihitung dari hari mestruasi pertam...

Total Biaya Inseminasi 3 Mei 2018 - 26 Mei 2018

Daftar ini sebagai rujukan untuk memudahkan bagi pembaca yang berencana untuk melakukan tindakan Inseminasi. Sebelumnya saya mengingatkan jika kemungkinan biaya yang dikeluarkan tiap pasangan akan berbeda, tergantung kondisi masing-masing. Seperti kasus saya ini contohnya, saya tidak mengeluarkan biaya untuk suntik pembesar sel telur, karena saya cukup mengonsumsi obat saja. Suntik pembesar sel telur bisa dilakukan berkali-kali tergantung pertimbangan dokter, dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit, biaya per sekali suntik setahu saya sekitar Rp 450.000,- dan suntik tersebut bisa dilakukan sampai sepuluh kali. Wow lumayan sekali kan, untungnya saya gak perlu suntik, walau sebenarnya prosedur inseminasi yang direncanakan sejak awal haruslah dengan suntikan. Kalau saya ini kan kasusnya dadakan hehehe.. Nah yang kedua, sebelum melakukan prosedur inseminasi, suami diharuskan mengecek sperma di laboratorium dan istri melakukan prosedur pemeriksaan HSG untuk memastikan tidak ada penyum...