Kamis, 24 Mei 2018. Hujan mengguyur kota Medan cukup deras dari sore hari, sempat berhenti sesaat ketika maghrib, lalu kembali deras tidak beberapa lama setelah kami selesai berbuka puasa. Paksu langsung memutuskan kalau kontrol malam ini kami naik taksi online saja. Selain diperkirakan saya akan suntik pematangan sel telur sekitar jam sepuluh malam, yang berarti kami akan pulang agak larut, kami juga tidak mau mengambil resiko kehujanan di jalan apalagi sampai terjebak banjir. Dokter Hilma sudah mewanti-wanti dari awal program kalau saya tidak boleh sakit selama program ini, karena bisa menurunkan tingkat keberhasilan secara drastis. Peringatan itu cukup membuat saya bergidik, mengingat saya yang mudah sekali jatuh sakit, kehujanan dikit sakit, kecapekan dikit sakit.
Sekitar hampir jam setengah delapan kami memesan taksi online, tidak beberapa lama taksi sampai di depan rumah, mama ikut mengantarkan kepergian kami sampai ke depan rumah, sementara Paksu mengkonfirmasi ke supir taksi, mama sibuk memayungi saya sampai ke dalam taksi agar saya tidak terkena hujan. Mama, you're the real MVP! Dengan doanya kami pun berangkat. Keputusan yang tepat untuk naik taksi, karena sepanjang perjalanan hujan masih setia membasahi jalanan kota Medan, terlihat genangan di beberapa lokasi yang kami lewati.
Saat dalam perjalanan perawat dokter Hilma menelpon untuk menanyakan keberadaan saya, duh perawat RSIA Stella Maris dari awal memang selalu perhatian ya hehe.. Tapi ini memang bener loh, saya seneng banget dengan pelayanan disana, perawatnya ramah-ramah, dan membantu sekali. Butuh waktu sedikit lebih lama untuk sampai disana, tidak masalah, yang penting kami tidak terlambat. Sesampainya disana kami langsung dipersilahkan masuk ke ruang praktek, tuh kan kami selalu jadi satu-satunya pasien dokter Hilma saat malam hari hehehe..
Seperti biasa, dokter Hilma menyambut saya hangat, bersalaman, lalu ujung-ujungnya ya disuruh naik ke kursi legendaris hahaha.. "Ya ampun udah 20mm! Sampai sudah tiga kali saya hitung. Satu ini lah yang kita harapkan bisa jadi baby ya." Apa dok? Beneran? Alhamdulillah. Allahuakbar! :') "Tuh kan untung saja saya suruh datang hari ini, kalau besok takutnya udah pecah duluan. Feeling seorang dokter hehehe.." Iya dok, saya pun percaya, pengalaman gak pernah bohong hahaha..
"Jadi gimana, jadi mau suntik Ovidrell? Inseminasi?" Tanya dokter Hilma girang melihat perkembangan sel telur saya yang sudah siap untuk disuntik pematangan. Saya dan suami pun menjawab kalau kami sudah mantap untuk maju ke tahap inseminasi. Siapa yang akan menyangka kalau ternyata kami akan melangkah ke tahap ini. Allah yang mudahkan, Allah yang menggiring ikhtiar kami sampai ke tahap ini, terasa sekali rencana Allah di setiap sendi-sendi perjuangan kami. Jadi tidak ada alasan kami untuk menolaknya.
Dokter menjadwalkan saya untuk disuntik jam sepuluh malam ini, dikarenakan dokter sedikit tidak menyangka jika malam ini juga saya disuntik, dokter lupa untuk memberi tahu perawat, sehingga tidak ada stok Ovidrell yang tersedia. Dokter menginstruksikan jika saya akan suntik di tempat praktek dokter Binarwan yang terletak di Jalan Pemuda II Medan. Di sebelah tempat praktek itu ada Apotek, dan disitulah saya akan disuntik bersama perawat bernama Suster Sari. Baik dok. Kami pun langsung memesan taksi online menuju Jalan Pemuda II karena takut terlambat, mana tau ada kendala di jalan, karena jika lewat dari jam sepuluh, jadwal inseminasi saya akan berantakan.
Sesampainya disana kami pun celingukan, karena asing dengan tempat tersebut, disana kawasan ruko, kami masuk ke salah satu ruko berpintu kaca, dan ternyata walau sudah jam sembilan malam, di dalamnya masih cukup ramai, saya pun mengutarakan niat saya untuk bertemu suster Sari, lalu dipersilahkan masuk ke ruangan yang ada di sebelah, ternyata ruangan di sebelah ini mirip seperti klinik, ada beberapa tempat tidur untuk pemeriksaan pasien, saya menunggu di pintu yang terbuka, tetapi tidak ada seorang suster pun yang bertanya kepada saya walau dari tadi beberapa dari mereka berlalu-lalang di hadapan saya. Duh bete dikacangin, mau masuk takut dibilang gak sopan, apa karena saya aja yang udah terbiasa dengan suster-suster di Stella Maris yang super ramah ya.
Akhirnya saya cuek aja masuk ke dalam untuk bertanya pada seorang suster yang sedang duduk di balik meja, saya katakan saya ingin bertemu dengan suster Sari, lalu muncul lah seorang suster yang saya curigai dia ini yang bernama Sari hahaha.. Suster itu menginstruksikan kami untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu di kasir depan, lalu jam sepuluh saya akan dipanggil untuk mendapatkan suntikan. Baiklah. Paksu langsung melakukan pembayaran suntik pematangan sel telur dua ampul sebesar Rp 1.300.000,-.
Kami pun menunggu setengah jam lebih, lalu tepat pukul sepuluh saya dipanggil masuk ke dalam, saya berbaring di atas tempat tidur, lalu disuntiklah area sekitar pusar saya sebanyak dua kali. Sakit? Tidak, lebih sakit digigit semut hahaha.. Prosesnya tidak sampai lima menit, bahkan sekejap saja, saya langsung diperbolehkan pulang. Kami pun langsung memesan taksi online dan pulang, di dalam perjalanan saya masih memutar kejadian-kejadian hari ini yang berlangsung begitu cepat. Sungguh menakjubkan rasanya kontrol saya hari ini, melihat folikel saya yang sudah siap untuk matang, suntik pematangan sel telur, dan rencana inseminasi dua hari lagi. Semoga Allah lancarkan semuanya untuk kami. Aamiin..
Sekitar hampir jam setengah delapan kami memesan taksi online, tidak beberapa lama taksi sampai di depan rumah, mama ikut mengantarkan kepergian kami sampai ke depan rumah, sementara Paksu mengkonfirmasi ke supir taksi, mama sibuk memayungi saya sampai ke dalam taksi agar saya tidak terkena hujan. Mama, you're the real MVP! Dengan doanya kami pun berangkat. Keputusan yang tepat untuk naik taksi, karena sepanjang perjalanan hujan masih setia membasahi jalanan kota Medan, terlihat genangan di beberapa lokasi yang kami lewati.
Saat dalam perjalanan perawat dokter Hilma menelpon untuk menanyakan keberadaan saya, duh perawat RSIA Stella Maris dari awal memang selalu perhatian ya hehe.. Tapi ini memang bener loh, saya seneng banget dengan pelayanan disana, perawatnya ramah-ramah, dan membantu sekali. Butuh waktu sedikit lebih lama untuk sampai disana, tidak masalah, yang penting kami tidak terlambat. Sesampainya disana kami langsung dipersilahkan masuk ke ruang praktek, tuh kan kami selalu jadi satu-satunya pasien dokter Hilma saat malam hari hehehe..
Seperti biasa, dokter Hilma menyambut saya hangat, bersalaman, lalu ujung-ujungnya ya disuruh naik ke kursi legendaris hahaha.. "Ya ampun udah 20mm! Sampai sudah tiga kali saya hitung. Satu ini lah yang kita harapkan bisa jadi baby ya." Apa dok? Beneran? Alhamdulillah. Allahuakbar! :') "Tuh kan untung saja saya suruh datang hari ini, kalau besok takutnya udah pecah duluan. Feeling seorang dokter hehehe.." Iya dok, saya pun percaya, pengalaman gak pernah bohong hahaha..
Sudah besar! 20mm Alhamdulillah
Ketebalan rahimnya pun sudah lebih baik lagi 94mm
"Jadi gimana, jadi mau suntik Ovidrell? Inseminasi?" Tanya dokter Hilma girang melihat perkembangan sel telur saya yang sudah siap untuk disuntik pematangan. Saya dan suami pun menjawab kalau kami sudah mantap untuk maju ke tahap inseminasi. Siapa yang akan menyangka kalau ternyata kami akan melangkah ke tahap ini. Allah yang mudahkan, Allah yang menggiring ikhtiar kami sampai ke tahap ini, terasa sekali rencana Allah di setiap sendi-sendi perjuangan kami. Jadi tidak ada alasan kami untuk menolaknya.
Dokter menjadwalkan saya untuk disuntik jam sepuluh malam ini, dikarenakan dokter sedikit tidak menyangka jika malam ini juga saya disuntik, dokter lupa untuk memberi tahu perawat, sehingga tidak ada stok Ovidrell yang tersedia. Dokter menginstruksikan jika saya akan suntik di tempat praktek dokter Binarwan yang terletak di Jalan Pemuda II Medan. Di sebelah tempat praktek itu ada Apotek, dan disitulah saya akan disuntik bersama perawat bernama Suster Sari. Baik dok. Kami pun langsung memesan taksi online menuju Jalan Pemuda II karena takut terlambat, mana tau ada kendala di jalan, karena jika lewat dari jam sepuluh, jadwal inseminasi saya akan berantakan.
Sesampainya disana kami pun celingukan, karena asing dengan tempat tersebut, disana kawasan ruko, kami masuk ke salah satu ruko berpintu kaca, dan ternyata walau sudah jam sembilan malam, di dalamnya masih cukup ramai, saya pun mengutarakan niat saya untuk bertemu suster Sari, lalu dipersilahkan masuk ke ruangan yang ada di sebelah, ternyata ruangan di sebelah ini mirip seperti klinik, ada beberapa tempat tidur untuk pemeriksaan pasien, saya menunggu di pintu yang terbuka, tetapi tidak ada seorang suster pun yang bertanya kepada saya walau dari tadi beberapa dari mereka berlalu-lalang di hadapan saya. Duh bete dikacangin, mau masuk takut dibilang gak sopan, apa karena saya aja yang udah terbiasa dengan suster-suster di Stella Maris yang super ramah ya.
Akhirnya saya cuek aja masuk ke dalam untuk bertanya pada seorang suster yang sedang duduk di balik meja, saya katakan saya ingin bertemu dengan suster Sari, lalu muncul lah seorang suster yang saya curigai dia ini yang bernama Sari hahaha.. Suster itu menginstruksikan kami untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu di kasir depan, lalu jam sepuluh saya akan dipanggil untuk mendapatkan suntikan. Baiklah. Paksu langsung melakukan pembayaran suntik pematangan sel telur dua ampul sebesar Rp 1.300.000,-.
Kami pun menunggu setengah jam lebih, lalu tepat pukul sepuluh saya dipanggil masuk ke dalam, saya berbaring di atas tempat tidur, lalu disuntiklah area sekitar pusar saya sebanyak dua kali. Sakit? Tidak, lebih sakit digigit semut hahaha.. Prosesnya tidak sampai lima menit, bahkan sekejap saja, saya langsung diperbolehkan pulang. Kami pun langsung memesan taksi online dan pulang, di dalam perjalanan saya masih memutar kejadian-kejadian hari ini yang berlangsung begitu cepat. Sungguh menakjubkan rasanya kontrol saya hari ini, melihat folikel saya yang sudah siap untuk matang, suntik pematangan sel telur, dan rencana inseminasi dua hari lagi. Semoga Allah lancarkan semuanya untuk kami. Aamiin..
Biaya Konsultasi dan USG
Komentar
Posting Komentar