Langsung ke konten utama

Deteksi Ovulasi dengan LH Test Strip

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ovulasi yang dapat kita lakukan sendiri di rumah. Sebelumnya, saya akan menjelaskan sedikit tentang apa itu ovulasi menurut Wikipedia.
Ovulasi merupakan proses yang terjadi di dalam siklus menstruasi wanita. Pada proses ini folikel yang matang akan pecah dan mengeluarkan sel telur ke tuba falopi untuk dibuahi. Pada tahapan ini lapisan rahim telah menebal untuk mempersiapkan sel telur yang telah dibuahi.
Jika memang menginginkan kehamilan berhubunganlah pada masa tersebut, karena agar terjadi kehamilan sperma suami harus membuahi sel telur pada saat sang istri mengalami ovulasi, dimana sel telur sudah keluar menuju tuba falopi. Sperma suami dapat bertahan hingga tiga hari, jadi walaupun berhubungan dua hari sebelum istri berovulasi tetap dapat terjadi kehamilan. Lebih baik berhubungan sebelum ovulasi daripada setelahnya, karena sel telur hanya dapat bertahan hingga 24 jam.

Nah jadi kira-kira sudah tau kan kenapa penting sekali untuk mengetahui kapan kita sedang berovulasi. Ovulasi setiap wanita berbeda, tergantung siklus haidnya, dan siklus haid juga terkadang berubah, tergantung gaya hidupnya. Nah bingung kan? Jadi untuk pastinya, lebih baik dilakukan pengecekan setiap siklusnya. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ovulasi, di antaranya pengecekan suhu basal tubuh, lendir serviks, dan cek hormon lh. Menurut saya, menurut saya pribadi nih ya. Metode suhu basal tubuh agak ribet, karena suhu tubuh saya gak stabil, saya kerap demam karena kehujanan, atau AC kamar terkadang dimatikan Paksu saat saya tidur, jadi suhu basal saya pasti tidak stabil, dan tidak bisa dijadikan patokan.

Metode yang kedua adalah pengecekan lendir serviks, caranya dengan memasukan jari telunjuk ke miss-v lalu ambil sedikit lendir dan rentangkan lendir tersebut di antara jari telunjuk dan ibu jari. Saat masa subur lendir serviks akan berbentuk seperti putih telur, dan ketika direntangkan di antara kedua jari tidak putus. Metode ini sering saya kombinasikan dengan Metode ketiga yang lebih simpel dan akurat, cukup tampung urin dalam wadah, diamkan beberapa detik, angkat, tiriskan (jangan digoreng). Jadi ketika saya dapatkan lendir masa subur tersebut, saya langsung ambil LH stripnya.

Sejauh ini dalam kasus saya, metode lendir serviks tidak akurat, karena kerap kali saya menemukan lendir tersebut pada tanggal perkiraan masa subur saya, tetapi saat saya cek dengan LH strip, tidak menunjukkan saya sedang berovulasi. Berbeda dengan testpack kehamilan yang jika muncul garis kedua walau samar, sudah dapat dikatakan positif. LH strip, garis keduanya harus setebal, seterang atau lebih terang, lebih tebal daripada garis pertama baru dapat dikatakan positif. Hingga detik ini saya tidak pernah mendapatkan hasil positif bahkan di LH strip.


Hasil terbaru pengecekan dengan metode LH

Berdasarkan pengalaman buibu lain yang saya dapatkan dari berselancar di forum, mereka juga setuju metode LH ini lebih akurat daripada yang lain, walaupun sebagian buibu menganggap metode lendir serviks sudah akurat, lebih simpel dan tanpa biaya daripada yang lain. Demikian!

Komentar

  1. Berati sy sedang subur dong td sy tesovulasi garis bawah lebih tebal kpn sebainya berhubungan intim

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Pertama dan Terakhir HSG

Kata-kata merupakan doa, benar kan? Jadi saya berharap ini merupakan pengalaman HSG saya yang pertama sekaligus yang terakhir. Jadi atas rujukan dr. Mestika Sari Ginting, Spog, saya harus melakukan HSG sebelum memulai rangkaian program kehamilan. Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG), dikenal juga dengan pemeriksaan uterosalpingografi, adalah pemeriksaan sinar X dengan memakai cairan kontras yang dimasukkan ke rongga rahim dan saluran telur (tuba fallopii). Begitulah penjelasan singkat mengenai HSG yang saya kutip dari website  AyahBunda . Saat dijelaskan oleh dr. Mestika Sari Ginting, Spog mengenai prosesnya, sekaligus pengalaman dokter sendiri saat menjalaninya, saya sudah bisa merasakan bagaimana ngilunya proses tersebut, untungnya dokter Mestika meresepkan saya obat penghilang rasa nyeri sebanyak dua butir yang harus dimasukkan melalui dubur setengah jam sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan hanya boleh dilakukan pada hari ke 10, 11, atau 12 dihitung dari hari mestruasi pertam...

Pindah dokter (lagi) ke dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), SpOG. Semoga ini yang terakhir.

Seperti yang telah saya jelaskan di postingan sebelumnya dr. Rachma merujuk saya untuk berkonsultasi dengan dr. Hilma Putri Lubis, M.Ked(OG), SpOG terkait masalah PCOS saya. Seperti yang telah saya katakan juga jika esok harinya bertepatan dengan hari libur nasional, jadi dokter tidak ada di tempat, begitu juga dengan keesokan harinya yang ternyata dokter Hilma sedang mengambil cuti. Saya sudah sangat tidak sabar sehingga saya browsing  untuk mencari dokter obgyn lain, lalu dapatlah nama dr. Hj. Suty Nasution, SpOG (K). Wah tenyata dokter Suty sudah ada gelar konsultannya. Saya pun bersemangat, saya mencari nomor yang bisa dihubungi tetapi ternyata tidak ada. Sampai saya hubungi RS Sarah Medan karena saat saya browsing dokter Suty ini juga menangani pasien di rumah sakit tersebut, tetapi pihak RS pun tidak mengetahui nomor telepon tempat prakteknya. Kebetulan salah satu teman saya menyarankan untuk berkonsultasi dengan salah satu dokter yang dia tau dari temannya juga jika d...

Total Biaya Inseminasi 3 Mei 2018 - 26 Mei 2018

Daftar ini sebagai rujukan untuk memudahkan bagi pembaca yang berencana untuk melakukan tindakan Inseminasi. Sebelumnya saya mengingatkan jika kemungkinan biaya yang dikeluarkan tiap pasangan akan berbeda, tergantung kondisi masing-masing. Seperti kasus saya ini contohnya, saya tidak mengeluarkan biaya untuk suntik pembesar sel telur, karena saya cukup mengonsumsi obat saja. Suntik pembesar sel telur bisa dilakukan berkali-kali tergantung pertimbangan dokter, dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit, biaya per sekali suntik setahu saya sekitar Rp 450.000,- dan suntik tersebut bisa dilakukan sampai sepuluh kali. Wow lumayan sekali kan, untungnya saya gak perlu suntik, walau sebenarnya prosedur inseminasi yang direncanakan sejak awal haruslah dengan suntikan. Kalau saya ini kan kasusnya dadakan hehehe.. Nah yang kedua, sebelum melakukan prosedur inseminasi, suami diharuskan mengecek sperma di laboratorium dan istri melakukan prosedur pemeriksaan HSG untuk memastikan tidak ada penyum...